TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Peru Izinkan Tentara AS Masuk ke Negaranya

Mendapat penolakan dari berbagai pihak

Presiden Peru, Dina Boluarte ketika hadir dalam upacara pemakaman polisi, Senin (13/2/2023). (twitter.com/PoliciaPeru)

Jakarta, IDN Times - Presiden Peru Dina Boluarte, pada Rabu (31/5/2023) resmi memperbolehkan masuknya ribuan tentara Amerika Serikat (AS) ke negaranya. Masuknya militer AS itu dalam rangka penyelenggaraan latihan militer gabungan dengan tentara dan aparat kepolisian Peru.

Pekan lalu, Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador sudah mengecam rencana Boluarte memperbolehkan masuknya tentara AS. Ia menyebut bahwa masuknya militer AS tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya membuat rakyat Peru menderita. 

Baca Juga: Zelenskyy Kunjungi Donetsk, Apresiasi Upaya Tentara Ukraina 

Baca Juga: JK Sanjung Prabowo: Beliau Tentara Hebat dan Terbuka

1. Tentara AS akan gelar latihan militer di Peru

Kedatangan tentara AS itu akan berlangsung dalam sejumlah kelompok mulai 1 Juni hingga 31 Desember 2023. Kelompok terbesar yang akan datang ke Peru mencapao 970 personel dari Angkatan Udara, Pasukan Khusus, dan Pasukan Luar Angkasa AS. 

Sementara, pasukan Peru yang akan diterjunkan dalam latihan militer gabungan ini meliputi, Pasukan Operasi Komando Khusus (CIOEC), Pasukan Gabungan Khusus (FEC), Pasukan Khusus Angkatan Laut (FOE), Angkatan Udara (GRUFE), Direktorat Anti-Narkoba (DIRANDRO), dan Direktorat Polisi Khusus (DIROES). 

Dilaporkan Telesur, pasukan tersebut akan datang dengan senjata dan perlengkapan militernya di Peru, termasuk pesawat, truk, kapal boat. Latihan militer gabungan antara pasukan militer AS dan Peru ini dijuluki dengan Resolute Sentinel 2023

Latihan militer akan dilangsungkan di beberapa tempat, meliputi Lima, Callao, Loreto, San Martin, Santa Lucia, Huanuco, Ucayali, Pasco, Junin, Huancavelica, Cusco, Ayachuco, Iquitos, Pucusana, dan Apurimac. 

Baca Juga: Dilarang Masuk ke Peru, Presiden Meksiko: Terima Kasih!

2. Mendapat penolakan dari oposisi Peru

Kebijakan ini sudah disetujui oleh Parlemen Peru pada 19 Mei sebelum akhirnya diresmikan oleh Boluarte. Mayoritas anggota parlemen dari partai sayap kanan mendukung keputusan ini dan hanya anggota dari sayap kiri yang menolaknya. 

Anggota partai sayap kiri menganggap kebijakan memperbolehkan masuknya ribuan personel militer AS akan mengancam kedaulatan Peru. Mereka juga menyebut kedatangan pasukan AS tidak akan menjamin keamanan di negaranya.

Sekretaris Konfederasi Pekerja Peru (CGTP), Geronimo Lopez mengkritik keputusan Boluarte. Ia memperingatkan bahwa ini bisa menjadi pembohongan publik terkait pendirian pangkalan militer AS di Peru. 

Mantan Menteri Perempuan, Anahi Durand mengindikasikan bahwa keberadaan tentara AS sebagai bagian dari strategi unutk mengirimkan lithium dan sumber daya alam lainnya kepada perusahaan milik AS. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya