TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Tuduh AS Siapkan Revolusi di Moldova Usai Pilpres

Sebut AS ikut campur urusan dalam negeri Moldova

Perdana Menteri Moldova, Ion Chicu saat bertemu Duta Besar Hungaria untuk Moldova, Sándor Szabo. twitter.com/GuvernulRMD/

Moskow, IDN Times - Pada hari Selasa (20/10) Rusia melalui badan intelijennya melayangkan tuduhan pada Amerika Serikat atas rencananya untuk melakukan revolusi di Moldova. Bahkan pihak Kremlin mengatakan jika AS akan melakukan hal yang sama seperti yang terjadi di Kyrgyzstan dan Belarusia.

Moldova tak lama lagi akan menggelar pemilihan umum di tahun ini, seperti negara pecahan Uni Soviet lainnya, seperti Belarusia dan Krygyzstan. Rencananya pemilu akan dilaksanakan awal November 2020 mendatang. 

1. Rusia secara gamblang menuduh AS terlibat urusan dalam negeri Moldova

Melansir dari TASS, pada hari Selasa (20/10) Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergei Naryshkin melayangkan tuduhan kepada AS atas rencana revolusi di Moldova usai pemilihan umum, yang berisikan, 

"Kita dapat melihat sekarang yang terjadi di Belarusia dan Kyrgyzstan apabila Amerika juga sedang melakukan upaya skenario revolusi di Moldova yang akan menggelar pemilihan presiden November nanti. Mereka tidak senang dengan calon incumbent, Igor Dodon yang pro terhadap negara-negara CIS, termasuk Rusia."

"Melihat peluang kemenangan Dodon untuk memenangkan pemilu cukup besar, Kementerian Luar Negeri AS melayangkan himbauan pada duta besarnya di Chisinau agar pendukung oposisi melakukan protes. Bahkan media massa dan NGO yang berafiliasi dengan Amerika sudah membuat kabar burung mengenai pemerintah setempat yang akan berbuat curang ketika pemilu."

"AS juga terus melakukan interfensi urusan dalam negeri negara-negara pro Rusia yang berbatasan langsung dengan Rusia. Seperti kejadian yang terjadi setelah pemilihan umum di Belarusia dan Kyrgyzstan"

Baca Juga: Kremlin Izinkan Pembukaan Kantor Kemhan Rusia di Serbia

2. Moldova akan gelar pemilihan umum awal November nanti

Moldova akan menggelar pemilihan presiden pada tanggal 1 November 2020 mendatang yang mempertemukan delapan calon. Namun terdapat dua calon yang berbeda haluan dan digadang-gadang akan bersaing ketat. Calon yang difavoritkan dalam pemilu kali ini adalah incumben bernama Igor Dodon, di mana ia sudah memimpin Moldova sejak tahun 2016 lalu dan disebut memiliki kedekatan dengan Rusia, dilansir dari Balkan Insight

Sementara itu, pesaing terbesarnya yang sebelumnya pernah menjabat sebagai mantan perdana menteri bernama Maia Sandu merupakan pemimpin partai liberal yang  pro terhadap Uni Eropa, dikutip dari RT

Baca Juga: AS Tetapkan 6 Anggota Militer Rusia sebagai Buronan Serangan Siber

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya