TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

DPR AS Setujui Dana 1 Miliar Dolar AS untuk Sistem Iron Dome

Langkah tersebut datang di tengah perdebatan intensif

Gedung Capitol di Washington, D.C, Amerika Serikat. (Pixabay.com/forcal35)

Jakarta, IDN Times - DPR Amerika Serikat menyetujui pendanaan tambahan sebesar 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14,2 triliun untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel pada Kamis (23/9) waktu setempat. Langkah tersebut datang di tengah adanya perdebatan intensif.

1. Para legislator meloloskan RUU tersebut dengan perolehan suara 420-9

Dilansir dari Aljazeera.com, para legislator telah meloloskan RUU tersebut dengan suara 420-9 pada Kamis waktu setempat, yang membuka jalan bagi peningkatan yang signifikan dalam dukungan AS untuk sistem tersebut.

RUU tersebut saat ini akan dibawa ke Senat, di mana RUU itu diharapkan disahkan dengan mudah sebelum ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden AS, Joe Biden, yang telah memberi isyarat dukungan untuk bantuan tambahan.

Langkah itu dilakukan di tengah perdebatan yang semakin intensif tentang dukungan AS untuk Israel serta karena semakin banyak suara progresif di Kongres yang meminta Biden untuk mengkondisikan bantuan AS ke Israel dalam catatan HAM negara itu.

Awal pekan ini, penyertaan dan pengecualian selanjutnya, pendanaan Iron Dome dari RUU yang berbeda menciptakan kegemparan di AS.

Ketentuan dana 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14,2 triliun muncul pada Selasa (21/9) lalu dalam undang-undang DPR AS yang diusulkan yang bertujuan menyediakan dana darurat jangka pendek bagi pemerintah AS untuk menghindari penutupan.

Tetapi pada sore hari itu juga, itu telah dihapus tanpa adanya penjelasan.

Sementara berbagai sumber setempat telah melaporkan bahwa anggota parlemen progresif bertanggung jawab untuk mengecualikan dana untuk Israel dari RUU hari Selasa lalu, tidak ada legislator yang mengambil kredit untuk langkah tersebut.

Presiden Foundation for Middle East Peace (FMEP), Lara Friedman, mengatakan itu aneh untuk memasukkan dana tersebut untuk Israel dalam RUU generik yang dirancang untuk mendanai AS untuk "menjaga lampu menyala".

Menurutnya, para pemimpin Demokrat ingin menghindari diskusi dan perdebatan yang datang dengan proses legislatif yang khas dengan memasukkan bantuan untuk Israel dalam RUU pendanaan jangka pendek.

Baca Juga: Amerika Serikat Jadi Donor Vaksin COVID-19 Terbesar di Dunia

Anggota DPR dari Partai Demokrat, Rashida Tlaib, mengatakan tidak setuju atas pendanaan menjelang pemungutan suara, dengan menyatakan harus berhenti memungkinkan pelanggaran HAM Israel dan pemerintahan apartheid.

Begitu juga dengan anggota DPR dari Partai Demokrat lainnya, Ilhan Omar, yang juga memutuskan hal serupa mengingat pelanggaran HAM di Gaza, Sheikh Jarrah, dan perluasan pemukiman yang terus berkembang sehingga tidak boleh memaksakan pendanaan tambahan di menit-menit akhir dalam pendanaan militer untuk Israel tanpa pertanggungjawbaan apa pun.

Rekan keduanya dari partai serupa, Elissa Slotkin, menggolongkan penentangan dari anggota partainya sendiri terhadap pendanaan ini sebagai tanpa substansi dan tidak bertanggung jawab.

Ketua Alokasi DPR, Rosa DeLauro, menyatakan dukungannya terhadap pendanaan tersebut, dengan mengatakan bahwa komitmen AS terhadap keamanan teman dan sekutu, Israel, sangat kuat.

Menurutnya, mengisi kembali pencegat yang digunakan untuk melindungi Israel dari serangan adalah tanggung jawab hukum dan moral.

Pemimpin Minoritas DPR AS, Kevin McCarthy, mengatakan pada Rabu (22/9) lalu bahwa Biden berjanji untuk mendukung Israel, Partai Demokrat di DPR memilih untuk menolak peralatan pertahanan murni Israel untuk melindungi warganya dari roket teroris.

2. Alasan kedua anggota DPR dari Partai Demokrat menolak dengan alasan pelanggaran HAM

Baca Juga: Taliban Ingin Bersahabat dengan Amerika Serikat

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya