TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korut Dituding Telah Mencoba Meretas Vaksin Pfizer

Pihak Pfizer di Asia dan Korea Selatan belum beri komentar

Ilustrasi peretasan. (Pixabay.com/TheDigitalArtist)

Seoul, IDN Times - Badan Intelijen Korea Selatan menuding Korea Selatan telah mencoba meretas teknologi yang terkait dengan vaksin COVID-19 buatan Amerika Serikat, Pfizer. Sampai saat ini, pihak perusahaan Pfizer di Asia dan Korea Selatan belum memberikan komentar sampai saat ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pengungkapan tersebut mengikuti upaya tahun 2020 lalu oleh tersangka peretas asal Korea Utara

Situasi di sekitar gedung Kim Il Sung Square, Pyongyang, Korea Utara. (Pixabay.com/gfs_mizuta)

Dilansir dari Aljazeera.com, Badan Intelijen Korea Selatan mengungkapkan Korea Utara berusaha meretas informasi tentang vaksin dan perawatan virus COVID-19 dengan meretas perusahaan Pfizer, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat yang vaksin buatannya sangat efektif diberikan kepada jutaan orang di seluruh dunia. Korea Utara berada di bawah isolasi sejak menutup perbatasannya pada bulan Januari 2020 lalu dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah berulang kali menegaskan bahwa Korea Utara tidak memiliki satupun kasus COVID-19 sampai saat ini.

Anggota oposisi panel Intelijen Parlemen Korea Selatan, Ha Tae-keung, tidak merinci waktu atau keberhasilan upaya tersebut dan kantornya telah mengkonfirmasi pernyataannya meski tidak memberikan rincian lebih lanjut. Begitu juga dengan pihak kantor Pfizer di Asia dan Korea Selatan yang belum memberikan komentar sampai saat ini. Pengungkapan yang dilakukan pada hari Selasa, 16 Februari 2021, waktu setempat mengikuti upaya tahun 2020 lalu oleh tersangka peretas asal Korea Utara untuk membobol sistem setidaknya 9 perusahaan perawatan kesehatan, termasuk Johnson & Johnson, Novavax, dan AstraZeneca.

Pihak National Intelligence Services (NIS) Korea Selatan mengatakan pihaknya juga mengagalkan upaya Korea Utara untuk meretas perusahaan Korea Selatan yang sedang mengembangkan vaksin virus COVID-19. Spionase digital yang diarahkan pada lembaga kesehatan, ilmuwan vaksin, dan pembuat farmasi telah meningkat pesat selama pandemi COVID-19.

Baca Juga: Parlemen Korea Selatan Setujui UU Anti Korea Utara

2. Sebelumnya, Korea Utara seringkali dituding melakukan peretasan yang membuat heboh dunia

Ilustrasi peretasan. (Pixabay.com/joffi)

Aktivitas peretasan yang dilakukan oleh Korea Utara pertama kali menjadi perhatian dunia pada tahun 2014 lalu ketika dituding meretas Sony Pictures Entertainment sebagai bentuk balas dendam atas film yang berkaitan dengan Korea Utara berjudul "The Interview", film satir yang dianggap mengejek Kim Jong Un. Serangan tersebut mengakibatkan telah memposting beberapa adegan film yang belum dirilis serta banyak diantaranya merupakan dokumen rahasia online.

Tak sampai di situ, Korea Utara juga dituding melakukan pencurian besar-besaran senilai 81 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp1,14 triliun dari Bangladesh Central Bank, serta pencurian sebesar 60 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp841,6 miliar dari sebuah bank di Taiwan, Far Eastern International Bank.

Peretas dari Korea Utara juga telah disalahkan atas serangan cyber ransomware WannaCry 2017, yang menginfeksi sekitar 300 ribu komputer di 150 negara di dunia dengan mengenkripsi file pengguna dan menuntut ratusan dolar Amerika Serikat dari pemiliknya untuk mendapatkan kunci demi mendapatkan file yang dibutuhkannya. Akan tetapi, Korea Utara justru membantah tudingan tersebut dengan mengatakan itu tidak ada hubungannya dengan serangan di dunia maya.

Baca Juga: Korea Utara Kecam Korea Selatan karena Diragukan Bebas COVID-19

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya