TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selandia Baru: Pembatasan Sangat Ketat di Beberapa Wilayah

Kasus tersebut diyakini tidak terkait dengan wabah baru

Suasana di sekitar salah satu wilayah yang berada di Selandia Baru. (Twitter.com/JobadvisorL)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Selandia Baru memutuskan untuk memberlakukan pembatasan ketat terhadap beberapa wilayahnya akibat muncul kasus-kasus COVID-19 yang baru belum lama ini. Kasus-kasus tersebut kali ini tidak dikaitkan dengan adanya wabah baru.

1. Wilayah Hamilton dan Raglan telah mendeteksi adanya 2 kasus positif 

Dilansir dari Aljazeera.com, Selandia Baru telah mengumumkan pembatasan yang lebih ketat ketika kasus-kasus baru COVID-19 muncul di wilayah-wilayah yang sebelumnya dinyatakan bebas dari COVID-19.

Menteri Penanganan COVID-19 Selandia Baru, Christ Hipkins, mengatakan telah memperkenalkan persyaratan bagi para turis berusia 17 tahun ke atas, yang bukan warga negara Selandia Baru, untuk divaksinasi sepenuhnya agar bisa memasuki Selandia Baru.

Begitu juga dengan maskapai nasional, Air New Zealand, yang juga mengumumkan akan memperkenalkan kebijakan "no jab, no fly" untuk penumpang di semua penerbangan internasional.

Pembatasan yang semakin ketat muncul ketika wilayah Hamilton dan Raglan telah dilockdown selama 5 hari dan mendeteksi adanya 2 kasus positif.

Akan tetapi, kedua wilayah tersebut jauh dari Auckland, di mana wilayah itu dilanda wabah baru COVID-19, sehingga kasus-kasus positif tersebut tidak terkait dengan wabah baru.

Wilayah Auckland sendiri telah memberlakukan lockdown selama 7 minggu terakhir ketika para pejabat bergulat dengan wabah varian Delta yang sangat menular.

Baca Juga: Sempat Dilanda Teror, Selandia Baru Loloskan UU Terorisme

Sekitar 2.000 orang telah menghadiri gerakan protes menentang kebijakan lockdown di Auckland selama akhir pekan, dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menggambarkan gerakan protes tersebut sebagai tamparan total bagi para warga yang mematuhi aturan ketat.

"Itu ilegal dan juga salah secara moral," ungkap pernyataan tegas dari Ardern seperti yang dilansir dari Aljazeera.com.

Sampai saat ini, Selandia Baru berusaha mengejar strategi eliminasi "nol COVID" dan sebelumnya telah bebas dari penularan di masyarakat selama 6 bulan sebelum akhirnya ada wabah varian baru di Auckland.

Ardern mengatakan lockdown ketat dapat berakhir jika 90 persen dari populasi yang memenuhi syarat divaksinasi sepenuhnya.

"Kami memiliki pendekatan berbeda terhadap COVID-19 dalam pandangan kami dan di tangan kami. Jadi saat kita semua melihat ke dean dan memikirkan musim panas serta rencana yang kita buat dilakukan langkah vaksin pertama. Itu adalah hal yang akan membuat rencana liburan musim panas itu bisa terjadi," ungkap pernyataan tambahan dari Ardern seperti yang dilansir dari Aljazeera.com.

2. Selama akhir pekan, sebanyak 2.000 warga melakukan protes anti-lockdown  

Baca Juga: Ribuan Orang Selandia Baru Ajukan Larangan Konversi LGBTQ

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya