COVID-19 Berlanjut, Tiongkok Bangun Pusat Karantina Hebei
Pusat karantina direncanakan berkapasitas 4.000 orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Shijiazhuang, IDN Times - Setelah wabah COVID-19 meningkat dan sebabkan puluhan juta orang diisolasi secara ketat, Tiongkok bergegas membangun pusat karantina yang diperkirakan dapat menampung sejumlah 4.000 orang. Pusat karantina kembali dibangun, kali ini di kota Shijiazhuang, ibu kota Provinsi Hebei, yang belakangan ini menjadi pusat penyebaran terbaru kasus COVID-19 di negara tirai bambu itu.
Melansir dari France24, sebagian besar Tiongkok telah mengendalikan virus bahkan ketika seluruh dunia sedang berjuang dengan kematian yang semakin meningkat dan fasilitas rumah sakit yang penuh. Sebagian besar wilayah Tiongkok justru telah kembali normal. Akan tetapi, peningkatan kasus baru secara tiba-tiba belakangan ini membuat para pejabat khawatir. Kekhawatiran semakin bertambah lantaran Tiongkok akan menyambut tahun baru Imlek pertengahan Februari mendatang.
Menjelang tahun baru Imlek, masyarakat biasanya memiliki tradisi berpergian atau pulang kampung agar bisa bertemu dan berkumpul dengan saudara dan kerabat. Pemerintah memperkirakan ratusan juta orang akan berpergian di waktu tersebut dan hal ini membuat pemerintah seakan berada di ujung tanduk.
1. Pusat karantina dapat menampung 4.000 orang dan dilengkapi berbagai fasilitas
Awalnya, pusat karantina direncanakan agar bisa menampung 3.000 orang. Namun kemudian, bangunan diperluas hingga bisa memenuhi kapasitas 4.160 orang. Wakil Walikota Shijiazhuang, Meng Xianghong pada hari Senin (18/01) mengatakan, pemerintah mengerahkan lebih dari 4.000 pekerja konstruksi dengan pekerjaan siang-malam selama enam hari untuk penyelesaian tahap pertama.
Konstruksi mulai dibangun pada 13 Januari 2021, dan hingga kini bagian utama pusat karantina telah selesai dan siap difungsikan. Sementara itu, konstruksi tahap dua sedang dalam pembangunan.
Setiap kamar prefabrikasi diperkirakan berukuran 18 meter persegi dan di dalamnya akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti kamar mandi ensuite dan shower, meja, kursi, tempat tidur, WiFi, serta satu set televisi.
Proyek ini mengingatkan pada upaya Tiongkok di awal pandemi ketika pertama kalinya virus corona merebak di kota Wuhan. Kala itu pihak berwenang bergegas membangun fasilitas medis termasuk rumah sakit dengan kapasitas 1.000 orang, hanya dalam waktu sepuluh hari.
Baca Juga: AS Sebut Tiongkok Melakukan 'Genosida' Terhadap Uighur
Baca Juga: AS Sebut Tiongkok Melakukan 'Genosida' Terhadap Uighur
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.