TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amazon Stop Jual Buku yang Tulis LGBTQ+ Gangguan Mental

Keputusan tiba saat kegemparan atas peniadaan buku Ryan T  

Perusahaan ritel raksasa, Amazon. unsplash.com/Christian Wiediger

Seattle, IDN Times - Pada Kamis, (11/3/2021) melalui sebuah surat, sebuah raksasa ritel daring Amazon mengungkapkan terhadap para senator, bahwa mereka tak akan kembali menyematkan buku konservatif yang mengkritik momen transgender atau lainnya, yang "membingkai" identitas LGBTQ+ sebagai penyakit mental.

Surat itu muncul ke permukaan di tengah kegemparan atas keputusan perusahaan guna mengakhiri penjualan buku penulis konservatif Ryan T. Anderson, yang berjudul "When Harry Became Sally: Responding to the Transgender Moment", yang telah terbit pada tahun 2018 lalu serta mencapai puncaknya dalam daftar terlaris di situs tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh stasiun berita Fox Business pada Jumat, 12 Maret 2021.

Tidak lama sesudah Anderson mencatat perihal peniadaan bukunya di Amazon, Sens. Marco Rubio, R-Fla., Josh Hawley, R-Mo., Mike Braun, R-Ind., dan Mike Lee, R-Utah melayangkan surat ke situs tersebut pada Februari 2021 lalu.

1. Amazon sudah menentukan untuk tidak menjual buku yang membingkai identitas LGBTQ+ sebagai penyakit mental dalam suratnya

Ilustrasi LGBT (IDN Times/Mardya Shakti)

Di lain sisi, Amazon mengungkapkan bahwa mereka dengan hati-hati telah mempertimbangkan konten yang disediakan di tokonya, serta mereka pun meninjau dengan pendekatan secara teratur, menanggapi pertanyaan dari para senator terkait mengapa buku tersebut pada mulanya diperbolehkan dijual di situs mereka.

Mengutip dari harian The Wall Street Journal pada Kamis, (11/3/2021) mereka menambahkan, kini Amazon juga sudah menentukan untuk tidak menjual buku yang membingkai identitas LGBTQ+ sebagai penyakit mental, dalam surat yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Kebijakan Publik Amazon, Brian Huseman, yang merujuk terhadap identitas seksual antara lain lesbian, gay, biseksual, dan transgender.

Para senator menerangkan, dengan dihapusnya buku itu dari berbagai pasar serta layanannya, Amazon tanpa malu-malu memakai pangsa pasarnya yang amat besar guna membungkam suara penting untuk kejahatan yang melanggar pemikiran "kelompok yang terbangun".

Seperti yang dilaporkan oleh Encounter Books, penerbit buku Anderson, mereka menuturkan sudah diinformasikan bahwa buku yang mereka terbitkan itu melanggar pedoman konten Amazon. Namun, alasan khususnya tidak gamblang pada saat mereka diberitahukan.

Baca Juga: Manfaatkan Amazon Web Services, Bisnis Paxel Tumbuh 50 Persen

Pada hari Kamis, (11/3/2021) Anderson menanggapinya dengan alasan, semua orang sepakat disforia gender merupakan kondisi serius yang menimbulkan penderitaan hebat.

Dia pun membubuhkan, akan tetapi ada perdebatan yang hendak ditutupi dari Amazon, terkait cara terbaik guna merawat pasien yang mengalami disforia gender. 

Di situs raksasa daring ritel itu, American Psychiatric Association atau organisasi psikiater profesional di Amerika Serikat (APA) menerangkan, bahwa tak semua orang yang mengidentifikasi diri selaku transgender mengalami dysphoria.

Adapun bunyinya, istilah transgender mengacu terhadap seseorang yang jenis kelaminnya ditentukan ketika lahir, seperti jenis kelamin yang ditentukan oleh dokter saat lahir, yang lazimnya bersumber pada alat kelamin luar. Serta, tidak selaras oleh identitas gender mereka, seperti psikologis seseorang terkait gendernya. 

Beberapa orang transgender hendak menanggung 'gender dysphoria', yang merujuk terhadap tekanan psikologis yang diakibatkan dari ketidaksesuaian antara jenis kelamin yang ditetapkan ketika lahir, serta identitas gender seseorang, menurut bunyi lainnya. 

2. Anderson: Semua orang sepakat disforia gender merupakan kondisi serius yang menimbulkan penderitaan hebat

Baca Juga: Setelah Ditarik karena Rasis, 6 Buku Dr. Seuss Laris di Amazon

Writer

Farid Nurhakim

Reporter

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya