TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sanitasi Buruk, Penyakit Menular Hantui Korban Gempa Turki

Mulai dari sampah hingga minimnya toilet

korban gempa Turki yang tinggal di tenda (dw.com)

Jakarta, IDN Times - Setelah gempa mengguncang Turki pada 6 Februari lalu, pemerintah terus menuai kritik dari masyarakat lokal dan dunia, termasuk dalam hal ketidaksiagaan dalam menghadapi bencana. Terbaru, para pengungsi mengkritisi pemerintah akibat kurangnya fasilitas sanitasi di wilayah yang terkena dampak.

Melansir DW, masyarakat yang tinggal di tenda-tenda melaporkan bahwa kondisi di lingkungan mereka jauh dari kata higienis. Sampah bertebaran di mana-mana, toilet terbatas, dan banyak dari pengungsi maupun relawan pun kesulitan untuk mandi. Akibatnya, penyakit menular pun meningkat.

Baca Juga: Gempa 6,3 Magnitudo Guncang Turki Lagi, 3 Orang Tewas dan 213 Terluka

1. Bahaya akut penyebaran penyakit menular

Menghadapi permasalahan sanitasi yang buruk, perwakilan dari Kementerian Keluarga dan Layanan Sosial di kamp pengungsian mengatakan bahwa dirinya terpaksa menelepon kota-kota yang jauh seperti Nevsehir dan Konya untuk meminta bantuan.

"Saya mengatakan kepada mereka, 'setidaknya kirimi kami tempat sampah supaya sampah tidak menumpuk di tempat orang berjalan'. Dan tentu saja, ada bahaya akut penyebaran penyakit menular," kata dia. 

Ia kemudian menunjuk ke arah toilet portable yang disebutnya sudah penuh dan bocor sehingga isinya merembes keluar.

"Itu satu-satunya toilet di seluruh area ini, meskipun kami meminta pihak berwenang setidaknya 25 (unit)," ujarnya.

2. Situasi tidak memungkinkan untuk mandi

Seorang dokter yang berada di lokasi pengungsian berkomentar terkait limbah yang diarahkan langsung ke Sungai Asi. Menurutnya, hal itu perlu diatasi segera lantaran berisiko menimbulkan masalah kesehatan pada masyarakat.

"Perlahan, kita akan melihat apa yang kita semua takuti, infeksi, penyakit diare, dan demam," kata dokter tersebut.

Dia juga mengatakan, sejauh ini lebih dari 100 orang pasien yang dirawatnya telah terjangkit penyakit menular akibat minimnya akses kebersihan. Para perempuan mengalami penyakit ginekologi dan anak-anak menderita diare dan ruam kulit.

"Menurut pengamatan kami, penyakit ginekologi sedang meningkat, wanita yang mengalami infeksi vagina, sensasi gatal, infeksi jamur. Alasannya adalah tidak ada orang di sini yang memiliki akses untuk mandi," tutur dokter. 

Baca Juga: 85 WNI Korban Gempa Turki Minta Pulang ke Indonesia   

Verified Writer

Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya