TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aktivis Belanda Tuntut Shell ke Pengadilan untuk Akhiri Emisi Gas

Aktivis ingin nol emisi di tahun 2050

Ilustrasi para aktivis lingkungan yang melakukan unjuk rasa. Sumber:unplash.com/ Markus Spiske

Jakarta, IDN Times - Para aktivis lingkungan di Belanda membawa Shell ke meja pengadilan di Den Haag pada Selasa (1/12). Shell dianggap melanggar hukum perdata Belanda dan konvensi Eropa tentang hak asasi manusia.

Aktivis menuntut Shell untuk mengurangi produksi minyak dan gas, serta ikut berpatisipasi terhadap pengurangan emisi gas. Para aktivis juga telah mendesak pemerintah Belanda ikut mengurangi emisi gas rumah kaca.

1. Aktivis menuntut Shell memangkas emisi gas rumah kaca menjadi nol pada 2050

Foto ilustrasi unjuk rasa para aktivis lingkungan.sumber:unplash.com/Markus Spiske

Tujuh organisasi pemerhati lingkungan di Belanda, termasuk Greenpeace dan Friends of the Earth Belanda, mengajukan gugatan kepada Royal Dutch Shell pada April tahun lalu atas nama lebih dari 17.000 warga Belanda. Para aktivis menyebutkan bahwa produksi bahan bakar yang dilakukan Shell telah mengancam lingkungan.

Shell diklaim para aktivis telah melanggar pasal 6:162 kode sipil Belanda dan melanggar pasal 2 dan 8 Konvensi Eropa, yang menyangkut tentang hak asasi manusia, yaitu hak untuk hidup dan hak untuk hidup berkeluarga, dengan menyebabkan bahaya bagi orang lain. Dan dalam hukum Belanda, penggugat perlu membuktikan ada model bisnis alternatif lainnya.

Melansir dari Reuters, para aktivis menuntut Shell mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi hampir setengahnya pada tahun 2030 dan menjadi nol emisi di tahun 2050. Aktivis ingin Shell beralih ke energi terbarukan yang lebih ramah terhadap lingkungan.

Masih melansir dari Reuters, Shell dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkatkan investasi dalam energi biofuel, hidrogen, dan tenaga angin. Shell menegaskan bahwa pihak mereka akan mengurangi emisi karbon sebesar 30 persen pada tahun 2035 dibandingkan tingkatan 2016. Lalu, pada 2050 diharapkan menjadi nol emisi.

Persidangan berlangsung di Den Haag kantor pusat Shell dan dimulai hari Selasa, 1 Desember dan direncanakan akan berlangsung selama empat hari.

Baca Juga: Emisi Karbon di Brasil Meningkat Tajam Sejak Adanya Deforestasi

2. Shell menyubang 1 persen emisi global setiap tahunnya

Foto tempat pengisian bahan bakar milik Shell. Sumber: twitter.com/Shell

Produksi energi yang dilakukan Shell saat ini diperkirakan berkontribusi terhadap sekitar 1 persen emisi global setiap tahunnya. Shell telah lebih banyak berinvestasi dalam minyak dan gas, melansir dari The Guardian.

Dokumen eksternal dan internal menunjukkan bawa Shell telah menyadari tentang perubahan iklim sejak tahun 1950-an, Shell juga menyadari konsekuensi skala besar dari bisnis mereka sejak 1986. Pada tahun 2007 Shell telah mengalihkan fokus pada beberapa bahan bakar fosil yang paling mencemari, termasuk gas serpih.

Perjanjian Paris pada 2005 mengenai perubahan iklim telah menargetkan emisi gas rumah kaca negara-negara Uni Eropa mengalami pengurangan setidaknya 40 persen di tahun 2030 dibandingkan dengan tingkatan tahun 1990, melansir dari Associated Press.

Ada anggapan bahwa Shell tidak yakin dengan yang bisa dicapai dalam pernjanjian Paris, sehingga model bisnis yang dilakukan akan tetap sama. Tahun lalu, kepala eksekutif Shell, Ben van Beurden telah mengatakan kepada para investor bahwa bisnis Shell tidak akan berubah.

"Bisnis inti Shell adalah, dan akan terus ada di masa mendatang, terutama di minyak dan gas." Dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Gas Alam, Sumber Energi Fosil yang Minim Emisi!

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya