Peru: Kematian Akibat COVID-19 kini Tertinggi per Kapita
Jumlah kematian resmi meningkat dua kali lipat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lima, IDN Times - Peru pada hari Senin (31/5/2021), waktu setempat merilis data hasil revisi jumlah kematian terkait COVID-19. Hasil peninjauan itu menunjukkan bahwa jumlah kematian akibat COVID-19 lebih dari dua kali lipat dari angka sebelumnya.
Perubahan tersebut atas saran ahli Peru dan internasional yang telah lama mencurigai bahwa jumlah kematian di Peru jauh lebih banyak dari data yang dirilis sebelumnya. Pengumuman itu membuat Peru menjadi negara dengan tingkat kematian per kapita terkait virus corona terburuk di dunia.
1. Setelah ditinjau jumlah kematian sebanyak 180.764
Melansir dari Al Jazeera, pengumuman dari istana kepresidenan pada 31 Mei 2021 itu menunjukkan bahwa ada 180.764 orang yang meninggal sejak awal karena COVID-19 di Peru, naik dari data sebelumnya yang menunjukkan bahwa 69.342 orang Peru telah meninggal karena virus corona. Jumlah baru ini termasuk kematian yang dilaporkan antara Maret 2020 dan 22 Mei 2021.
Menteri Kesehatan Peru Oscar Ugarte menyampaikan bahwa kriteria untuk menetapkan virus corona sebagai penyebab kematian telah diubah.
"Apa yang dikatakan adalah bahwa sejumlah besar kematian tidak diklasifikasikan sebagai disebabkan oleh COVID-19." Ugarte menyampaikan bahwa sebelumnya hanya mereka yang "memiliki tes diagnostik positif", yang dianggap meninggal karena virus, tetapi kriteria lain telah ditambahkan.
Mateo Prochazka, salah satu peneliti dalam kelompok kerja yang ditugaskan untuk menganalisis dan memperbarui jumlah kematian akibat virus corona Peru, menyampaikan bahwa tim tersebut menggunakan empat metode berbeda untuk menentukan penyebab kematian.
“Kriteria pertama adalah yang paling pasti, yang virologis, dalam kasus orang yang tesnya positif. Yang kedua adalah tes cepat. Kami juga menggunakan (tes) serologis karena, di awal pandemik, sistem ini banyak digunakan. Lalu ada (tes) radiologis dan epidemiologis, di mana tidak ada bukti, tetapi ditemukan gejala yang kompatibel. Kami menganggap bahwa mereka harus dipertanggungjawabkan," kata Prochazka.
Baca Juga: Serangan Sendero Luminoso, Peru Tewaskan Belasan Orang
Baca Juga: Pemilu Peru 2021: Pimpinan Serikat Guru vs Anak Mantan Presiden
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.