Presiden Italia Minta Ekonom Sergio Draghi Bantu Atasi Krisis
Penanganan pandemi telah menimbulkan perselisihan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Roma, IDN Times - Gejolak politik dan krisis kesehatan telah menyebabkan ekonomi Italia terganggu. Krisis yang dialami Italia membuat Presiden Sergio Mattarella meminta bantuan mantan kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi. Keduanya dijadwalkan akan bertemu pada Rabu, 3 Februari di siang hari.
Baca Juga: Italia Blokir Penjualan Senjata ke Arab Saudi dan UEA
1. Penanganan pandemi telah menimbulkan perselisihan politik
Melansir dari Euro News, Pekan lalu Giuseppe Conte memundurkan diri sebagai perdana menteri yang membuat posisi tersebut kosong. Presiden Mattarella pada hari Selasa telah melihat upaya koalisi yang akan dibentuk kembali dengan Conte telah gagal. Karena kosongnya pemimpin pemerintahan dan krisis virus corona yang membuat ekonomi terpuruk membuat presiden sebagai kepala negara harus membentuk pemerintahan baru, yang akan dibentuk dengan cepat mengingat situasi saat ini.
Presiden Mattarella tidak mengatakan siapa yang akan dipilih untuk memimpin pemerintahan, namun dia mengatakan akan membentuk pemerintahan "profil tinggi". Yang dipilih menjadi perdana menteri kemungkinan besar merupakan yang sangat dihormati dan dianggap oleh partai-partai berada di atas medan politik.
Melansir dari The Guardian, kisruh pemerintahan Italia dipicu oleh mantan perdana menteri Matteo Renzi yang menarik partai kecilnya Italia Viva dari dukungan terhadap mayoritas yang berkuasa pada Januari, setelah timbulnya perselisihan penanganan pandemi dan rencana pemulihan ekonomi, yang termasuk rencana Italia menggunakan 200 miliar euro atau setara dengan 3,7 kuadriliun rupiah dan tambahan yang akan diterima dari dana pemulihan Eropa.
Melalui Twitter Renzi mengatakan partainya, yang hampir tidak menarik 3 persen pemungutan suara telah melihat adanya perpecahan, dalam upaya untuk menjembatani perbedan kebijakan dengan sekutu koalisinya, yaitu Partai Gerakan 5 Bintang (M5S) dan Partai Demokrat (PD) yang mendukung Conte.
Conte sebelumnya telah dua kali mengamankan jabatannya di hadapan parlemen, tapi gagal meraih mayoritas pendukung yang membuat pemerintahannya rapuh, ia pertama kali memimpin pemerintahan dengan dukungan koalisi partai M5S dan pemimpin sayap kanan Matteo Salvini, pada Juni 2018, namun harus berakhir pada Agustus 2019. Kemudian membentuk koalisi M5S dan PD yang diatur oleh Renzi, yang saat itu masih anggota PD dalam upaya melawan sayap kanan.
Namun, setelah pemerintah dilantik, Renzi membentuk partai baru yaitu Italia Viva dan berjanji akan mendukung mayoritas yang berkuasa.
Baca Juga: Italia Hentikan Penjualan Misil ke Arab Saudi dan UEA
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.