TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Referendum Swiss Atur Pajak Netflix hingga 'Keharusan' Donor Organ

'Keharusan' mendonorkan organ menuai polemik

Bendera Swiss. (Unsplash.com/Ronnie Schmutz )

Jakarta, IDN Times - Warga Swiss pada Minggu (15/5/2022) melakukan pemungutan suara untuk referendum mengenai perubahan aturan keuntungan layanan streaming film global, pendanaan lebih lanjut untuk Frontex, dan donasi organ setelah meninggal.

Hasil referendum telah keluar dengan mayoritas pemilih mendukung perubahan aturan di tiga sektor tersebut. 

Pemungutan suara merupakan bagian sistem demokrasi langsung Swiss, yang mengatur bahwa warga dapat memilih dalam referendum untuk topik-topik tertentu sesuai dengan permintaan populer.

Baca Juga: Profil Swiss, Negara Netral dan Kaya yang Berkembang sejak Era Romawi

1. Sekitar 4 persen keuntungan layanan streaming harus diinvestasikan untuk konten lokal

Ilustrasi layar televisi yang menampilkan layanan streaming Netflix. (Unsplash.com/Marques Kaspbrak)

Hasil referendum mengenai layanan streaming atau yang lebih populer disebut sebagai 'Hukum Netflix' menunjukkan bahwa 58,4 persen pemilih mendukung agar layanan memberikan kontribusi pada pembuatan konten lokal.

Hal itu berarti penyedia layanan seperti Netflix, Disney+, dan Amazon harus menginvestasikan 4 persen pendapatan mereka di Swiss dalam produksi konten lokal.

Melansir dari DW, undang-undang untuk mengatur hal tersebut telah diperkenalkan pada Oktober tahun lalu, yang merupakan amandemen dari undang-undang tahun 2007, yang menetapkan bahwa media televisi harus menginvestasikan 4 persen dari pendapatan mereka ke dalam industri film lokal.

Dana investasi layanan streaming ini diperkirakan dapat memberikan sinema Swiss tambahan hingga 18 juta franc Swiss atau sekitar Rp262,3 miliar setiap tahunnya.

Perubahan aturan yang disetujui warga Swiss ini juga menetapkan bahwa setidaknya 30 persen konten yang tersedia di Swiss harus berasal dari Eropa.

2. Pemilih Swiss mendukung pendanaan untuk Frontex

Melansir Swiss Info, hasil referendum lainnya menyetujui amandemen hukum untuk mendukung pendanaan badan perbatasan Uni Eropa (UE), atau Frontex, hingga 61 juta franc Swiss (sekitar Rp889 miliar) per tahun pada 2027. Pendanaan Frontex ini didukung 71,5 persen suara.

Referendum dilakukan karena Swiss bukan anggota UE, tapi merupakan bagian dari zona perjalanan bebas paspor Schengen yang beranggotakan 26 negara dan berbatasan dengan empat negara UE.

Swiss bergabung dalam bagian Schengen pada 2008 setelah pemungutan suara nasional dan telah berkontribusi pada anggaran Frontex sejak 2011.

Dengan mendapat dukungan dari para pemilih, berarti polisi Swiss dapat terus bekerja dengan sama dengan UE untuk menjaga perbatasan dari kejahatan lintas batas seperti perdagangan narkoba, senjata, dan manusia. Selain itu, mereka juga bisa mengelola arus migrasi, termasuk pemulangan pencari suaka yang ditolak.

Frontex akan meningkatkan staf untuk berpatroli di perbatasan luar Area Schengen. Badan perbatasan itu diperkirakan akan memiliki total staf mencapai 10 ribu pada 2027. Swiss berencana untuk secara bertahap meningkatkan stafnya di Frontex dari saat ini enam menjadi 40.

Pendanaan lebih lanjut untuk Frontex ini telah mendapat dukungan dari mayoritas parlemen pada September.

Baca Juga: 9 Fakta Kota Bern, Ibu Kota Negara Swiss yang Penuh Sejarah

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya