TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Ancam Tutup Kelompok HAM Tertua Atas Tuduhan Agen Asing

Jumlah tahanan politik di era Vladimir Putin terus meningkat

Bendera Rusia. (Pixabay.com/betexion)

Jakarta, IDN Times - Jaksa Rusia pada Kamis (11/11/2021) mengambil tindakan untuk menutup Memorial, kelompok hak asasi manusia (HAM) tertua dan paling terkenal di Rusia.

Jaksa mengajukan gugatan untuk melikuidasi Memorial atas tuduhan melanggar undang-undang agen asing. Regulasi ini kerap digunakan Kremlin untuk mengekang kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Agen Intelijen Rusia Dilaporkan Tewas di Depan Kedubes Rusia, Jerman

1. Tuntutan jaksa dituduh bermotif politik

Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Anggota dewan Memorial, Oleg Orlov, menyayangkan keputusan tersebut kendati mengaku tidak kaget dengan sikap jaksa. Pasalnya, tindakan seperti itu dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi di Rusia, dilansir Reuters.  

Orlov yakin keputusan itu bermotif politik. Dia mengatakan tindakan ini merupakan pukulan bagi semua masyarakat sipil dan tanda peringatan yang sangat serius. Orlov menyampaikan, meski dibubarkan dia dan rekan-rekannya akan tetap berjuang sampai mereka semua ditahan, tapi dia menyadari bahwa pembubaran akan menyulitkan pekerjaan.

Upaya penutupan ini dianggap Memorial tidak berdasarkan hukum, karena gagal mengidentifikasi dirinya sebagai agen asing.

Kantor kejaksaan dalam keterangannya mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan Memorial telah melanggar hukum internasional dan regional, dan telah mengajikan permohonan ke Mahkamah Agung dan pengadilan kota Moskow untuk menutupnya. Namun, belum ada keterangan yang menjelaskan pelanggaran seperti apa yang dilakukan Memorial.

Sidang untuk melikuidasi Memorial dijadwalkan berlangsung pada 25 November pukul 11:00 waktu Moskow.

2. Sejak ditetapkan sebagai agen asing Memorial telah didenda 21 kali

Melansir dari The Guardian, Memorial sejak 2014 telah ditetapkan sebagai agen asing, termasuk organisasi pertama yang masuk dalam daftar. Sejak itu pembela hak sipil ini telah didenda sebanyak 21 kali atas tuduhan melanggar undang-undang agen asing. Dari perhitungan pada 2020 menunjukkan total denda mencapai lebih dari 4,2 juta rubel Rusia (Rp835 juta).

Selain menghadapi denda, kantor Memorial di seluruh Rusia telah diserang dalam berbagai kesempatan dan menghadapi penggerebekan polisi.

Memorial pada 2014 juga menghadapi ancaman penutupan oleh jaksa. Menurut Kementerian Kehakiman, organisasi yang berafiliasi dengan Memorial di wilayah Komi, yang berada di utara Rusia, telah dibubarkan secara hukum pada 2019.

Memorial telah menentang undang-undang agen asing, menganggap aturan tersebut hanya akan menyulitkan organisasi independen. Menurut Kremlin, undang-undang ini untuk membantu pihak berwenang mengawasi lembaga swadaya masyarakat (LSM), media, dan organisasi lainnya terkait penerimaan dana dari pihak asing untuk terlibat dalam aktivitas politik.

Awal pekan ini, Rusia menetapkan kelompok utama yang membela hak-hak LGBTQ dan beberapa pengacara yang dekat dengan oposisi sebagai agen asing, dikutip dari The Moscow Times.

Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Nobel Perdamaian yang diperoleh jurnalis Rusia, Dmitry Muratov tidak akan membuatnya bebas dari label agen asing jika terbukti melanggar hukum.

Baca Juga: Rusia Ingin India Produksi Lebih Banyak Alutsista Rusia

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya