TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UE Setujui Vaksin Moderna Digunakan kepada Remaja

Vaksin Pfizer-BioNTech lebih dulu disetujui

Ilustrasi vaksin COVID-19. (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Amsterdam, IDN Times - European Medicines Agency (EMA), regulator obat-obatan Uni Eropa (UE) yang berbasis di Amsterdam Belanda pada hari Jumat (23/7/2021) menyetujui penggunaan vaksin buatan Moderna untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun. Vaksin yang diberi nama Spikevax ini diklaim efektif dan aman diberikan kepada remaja.

1. Vaksin dua dosis Moderna akan diberikan dengan selang waktu empat minggu

Ilustrasi petugas medis yang menyuntikan vaksin. (Pexels.com/Gustavo Fring)

Dilansir Al Jazeera, penggunaan vaksin, Spikevax, Moderna disetujui EMA, karena suntikan vaksin menghasilkan respons antibodi yang sebanding dengan yang terlihat pada individu muda berusia 18 hingga 25 tahun. Keputusan EMA ini berdasarkan hasil riset pada lebih dari 3.700 anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun.

EMA menyampaikan bahwa penggunaan vaksin, Spikevax, memerlukan selang waktu empat minggu antara jarak pemberian dosis pertama dengan dosis kedua vaksin.

Persetujuan resmi dari Komisi Eropa diperlukan untuk pemberian vaksin kepada remaja dan biasanya merupakan hasil rekomendasi dari EMA. Sebelumnya EMA pada bulan Mei telah menyetujui penggunaan vaksin buatan Pfizer-BioNTech  untuk digunakan pada anak-anak berusia 12 tahun. Di Amerika Utara penggunaan juga telah disetujui.

Baca Juga: RI Dapat 1,5 Juta Dosis Vaksin Moderna dari AS, Datang Hari Ini!

2. Efek umum vaksinasi pada remaja mirip dengan yang terlihat pada orang dewasa

Ilustrasi petugas medis menyuntikan vaksin kepada remaja. (Unsplash.com/CDC)

Dilansir Reuters, EMA menyampaikan bahwa penggunaan vaksin buatan Moderna ini setelah vaksinasi memunculkan efek samping yang umum dengan yang terlihat pada orang dewasa, karena itu penggunaan dianggap sama seperti pada indvidu yang minimal telah berusia 18 tahun.

Namun, karena ukuran penelitian yang dilakukan dianggap masih menggunakan sampel yang berjumlah kecil, maka percobaan tidak dapat mendeteksi efek samping baru yang tidak biasa atau memperkirakan risiko yang diketahui seperti miokarditis dan perikarditis.

EMA menyampaikan dalam keterangannya bahwa profil keamanan keseluruhan vaksin tersebut ditentukan pada orang dewasa, yang dikonfirmasi dalam studi remaja. Berdasarkan keterangan EMA, karena hal itu Committee for Medicinal Products for Human Use (CHMP) menganggap bahwa manfaat Spikevax pada anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun lebih besar manfaatnya daripada risikonya.

Peradangan jantung seperti miokarditis dan perikarditis telah terdaftar oleh EMA sebagai kemungkinan, tetapi efek samping jarang terjadi dari penggunaan vaksin mRNA seperti Moderna dan Pfizer-BioNTech pada orang dewasa.

Spikevax sudah digunakan di UE pada individu yang minimal telah berusia 18 tahun dan juga digunakan di AS dan Kanada. Perusahaan juga telah meminta otorisasi di AS dan Kanada untuk digunakan pada remaja.

Baca Juga: Vaksinasi Dosis Ketiga Nakes Mulai Pekan Depan, Pakai Moderna

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya