Perang dan COVID-19 Mengepung, Suriah Gelar Pemilu Parlemen
Dianggap lelucon oleh pihak anti-pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Damaskus, IDN Times - Masyarakat Suriah yang berada di wilayah kontrol pasukan pemerintah pada hari Minggu (19/07), melaksanakan pemilu parlemen di tengah perang saudara dan COVID-19.
Pemilu berlangsung di wilayah-wilayah yang sudah dikuasai dan dibebaskan oleh Pasukan Pemerintah Suriah, beberapa daerah baru saja dibebaskan dua bulan lalu, dari cengkraman pasukan pemberontak dimana sisanya bertahan di Provinsi Idlib, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Sebanyak 1.600 kandidat bersaing memperebutkan 250 kursi
Perang Saudara Suriah sudah terjadi sejak tahun 2011 akibat pergolakan internal setelah meluasnya pengaruh Arab Spring atau gelombang dukungan terhadap demokrasi di seluruh penjuru Timur Tengah. Pemerintah Suriah sendiri baru bisa mengembalikan keadaan pada tahun 2015 dengan terlibatnya Rusia, dimana sebelumnya hampir dapat dipastikan Pemerintahan Damaskus akan kalah melawan pemberontak dan ISIS.
Dikutip dari Reuters, Pemerintah Suriah yang sudah menguasai 70% Negara Suriah mendapati sekitar 1.600 kandidat dari berbagai latar belakang, secara khusus pengusaha, yang sedang merebutkan 250 kursi Parlemen Suriah. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Suriah dibawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad sudah menyiapkan 7.000 balot tersebar di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Pasukan Pemerintah Suriah.
Baca Juga: Mesut Ozil Donasikan Rp1,5 Miliar untuk Warga Turki dan Suriah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.