TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perang dan COVID-19 Mengepung, Suriah Gelar Pemilu Parlemen

Dianggap lelucon oleh pihak anti-pemerintah

Presiden Bashar al-Assad bersama istrinya sedang mengikuti Pemilu Parlemen Suriah di Damaskus, pada 19 Juli 2020. twitter.com/KhudroM

Damaskus, IDN Times - Masyarakat Suriah yang berada di wilayah kontrol pasukan pemerintah pada hari Minggu (19/07), melaksanakan pemilu parlemen di tengah perang saudara dan COVID-19.

Pemilu berlangsung di wilayah-wilayah yang sudah dikuasai dan dibebaskan oleh Pasukan Pemerintah Suriah, beberapa daerah baru saja dibebaskan dua bulan lalu, dari cengkraman pasukan pemberontak dimana sisanya bertahan di Provinsi Idlib, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Sebanyak 1.600 kandidat bersaing memperebutkan 250 kursi

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Perang Saudara Suriah sudah terjadi sejak tahun 2011 akibat pergolakan internal setelah meluasnya pengaruh Arab Spring atau gelombang dukungan terhadap demokrasi di seluruh penjuru Timur Tengah. Pemerintah Suriah sendiri baru bisa mengembalikan keadaan pada tahun 2015 dengan terlibatnya Rusia, dimana sebelumnya hampir dapat dipastikan Pemerintahan Damaskus akan kalah melawan pemberontak dan ISIS.

Dikutip dari Reuters, Pemerintah Suriah yang sudah menguasai 70% Negara Suriah mendapati sekitar 1.600 kandidat dari berbagai latar belakang, secara khusus pengusaha, yang sedang merebutkan 250 kursi Parlemen Suriah. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Suriah dibawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad sudah menyiapkan 7.000 balot tersebar di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Pasukan Pemerintah Suriah.

2. Sempat tertunda karena merebaknya COVID-19

Situasi Pemilu Parlemen Suriah 2020 yang dianggap mengikuti protokol kesehatan, pada 19 Juli 2020. twitter.com/all4syria

Konflik berdarah yang berkepanjangan ini sudah hampir menyentuh satu dekade. Namun, selain terjadinya peperangan di Suriah, ternyata muncul pandemi COVID-19 yang menjadi alasan mengapa tertundanya Pemilu Parlemen Suriah, dilansir dari TRTWorld. Pemilu yang direncanakan terlaksana pada bulan April 2020 terpaksa ditunda karena tidak siapnya Pemerintah Suriah menghadapi pandemi global yang ganas tersebut.

Berada di tengah-tengah berlanjutnya perang saudara dan menyebarnya infeksi COVID-19 membuat Pemerintah Suriah bertindak sangat berhati-hati dalam menyelenggarakan pemilu kali ini. Semua tempat pemilihan umum diakui Pemerintah Suriah mengikuti protokol kebersihan sehingga dapat meminimalisir penyebaran COVID-19 di lokasi. Meskipun begitu, kurangnya pengakuan komunitas internasional dan pihak anti-pemerintah yang menganggap pemilu itu sebagai lelucon, mengurangi eksistensi pemilu parlemen sendiri yang akan berakibat fatal terhadap masa depan Suriah. 

Baca Juga: Mesut Ozil Donasikan Rp1,5 Miliar untuk Warga Turki dan Suriah

Verified Writer

Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya