TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Penting dari Pidato Donald Trump Soal Konflik dengan Iran

Ada pesan menarik dari Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato pada KTT Dewan Nasional Amerika Israel di Hollywood, Florida, Amerika Serikat, pada 7 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato resminya terkait serangan rudal Iran ke markas pasukan Amerika Serikat di Irak beberapa waktu lalu. Pidato disampaikan beberapa jam setelah rudal ditembakkan.

Pidato ini disampaikan dan disiarkan langsung secara nasional. Alih-alih memerintahkan serangan balik, Trump justru memilih menarik AS mundur dari konflik tersebut

Dilansir dari BBC, berikut lima poin dari pidato Donald Trump yang menarik untuk disimak:

1. Memilih mundur dari konflik militer

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dan Pelaksana Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney menghadiri Sesi Pleno North Atlantic Treaty Organization (NATO) dalam KTT NATO di Watford, Inggris, pada 4 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Jika sebagian pihak berpikir atau bahkan khawatir Trump akan memberikan respons kembali melakukan serangan militer yang besar, nyatanya Trump justru menyatakan sebaliknya. Dia memilih menarik AS mundur dari konflik militer. Minimnya kerusakan yang ditimbulkan dan nihilnya korban jadi salah satu pertimbangan Trump.

"Iran tampaknya akan mundur, hal ini baik bagi seluruh pihak yang berkepentingan dan sangat baik bagi dunia," kata Trump dalam pidatonya. Trump menjanjikan sanksi ekonomi yang lebih berat sebagai ganti dari serangan balik secara militer.

2. Lebih banyak membahas tentang Soleimani ketimbang serangan dari Iran

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali ke Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, pada 14 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mary F. Calver

"Kami telah mengirim pesan kuat kepada para teroris: Jika Anda menghargai hidup Anda sendiri, Anda tidak akan mengancam hidup warga kami," kata Trump dalam pidatonya.

Trump sendiri menyebut Soleimani sebagai "teroris top dunia". Menurut dia, Qassem Soleimani pantas menerima hukuman yang diberikan AS. Trump lebih fokus membahas kematian Soleimani, alih-alih terkait serangan dari Iran.

Merujuk pada kematian Soleimani, Trump justru mengutarakan bahwa hasil dari krisis baru-baru ini sepadan dengan drama dan keresahan yang ditimbulkan Soleimani.

Baca Juga: Iran Serang Pangkalan Militer di Irak, Trump: Semuanya Baik-baik Saja!

3. Kembali menyindir Obama

Unsplash/History in HD

Sejumlah pihak menilai Trump mengambil kesempatan untuk kembali "menyindir" pendahulunya, mantan Presiden Barack Obama dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional.

Menjadi rahasia umum jika dalam masa jabatannya, Trump selalu berusaha "melepaskan warisan" dari pemerintahan Obama. Soal masalah kesehatan, lingkungan, ekonomi, imigrasi, dan khususnya perjanjian nuklir Iran telah diubah Trump dari sebuah kampanye kritis menjadi sebuah kebijakan.

Kesepakatan nuklir dengan Iran dinegosiasikan dalam masa pemerintahan Obama kala itu. Kesepakatan itu kini telah hilang. Namun, Trump mengatakan siap untuk menegosiasikan kesepakatan baru.

Baca Juga: Respons Pernyataan Trump soal Iran, Harga Minyak Mentah Merosot Tajam 

4. Minta NATO lebih "hadir" di Timur Tengah

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara saat pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He di Ruang Oval Gedung Putih dua hari setelah negosiasi dagang di Washington, Amerikat Serikat, pada 11 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas

Trump meminta agar The North Atlantic Trety Organization (NATO) lebih berperan di Timur Tengah. Hal ini disebut menjadi sinyal Trump kepada sejumlah negara anggota NATO yang menentang aksi Trump terhadap Iran.

Ekonomi Amerika yang tengah tidak stabil disebut sebagai peringatan bahwa sudah waktunya bagi sekutu Amerika untuk memikul lebih banyak beban di krisis Timur Tengah.

Instabilitas di Timur Tengah dapat memengaruhi pasar energi secara global, menaikkan harga di AS--tidak peduli minyak dan gas itu dihasilkan dari North Dakota atau kilang Teluk Persia.

AS tidak akan "keluar" dari Timur Tengah dengan mudah dan tanpa dampak yang mengikuti setelah ini.

Baca Juga: Pangkalan Militer Dirudal Iran, Ini Pidato Resmi Presiden Donald Trump

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya