TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aksi Militer Pertama Biden Hantam Milisi yang Didukung Iran

Jumlah korban simpang siur, tapi ada yang meninggal

Ilustrasi serangan jet tempur. (instagram.com/fighteraircraft)

Damaskus, IDN Times - Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden, melancarkan aksi militer pertama dengan menyasar para milisi yang berada di Suriah. Milisi tersebut adalah kelompok Brigade Hizbullah yang selama ini dituduh didukung oleh Iran.

Serangan adalah aksi balas dendam Amerika Serikat. Pada pertengahan bulan ini, pada tanggal 15 Februari, rudal menghantam Irak utara yang berbatasan dengan Suriah. Rudal tersebut menewaskan setidaknya satu kontraktor Filipina dan melukai beberapa anggota dinas AS, serta beberapa personel sekutu.

1. Serangan udara yang mengincar konvoi pasukan milisi

AS lancarkan serangan udara yang menargetkan milisi di Suriah. Ilustrasi (instagram.com/usairforce)

Sejauh ini, para analis menganggap bahwa Biden akan lebih fokus pada tekanan Tiongkok dan akan mengendurkan campur tangannya di Timur Tengah. Karena itu, serangan yang dilakukan oleh pasukan AS pada Kamis malam (25/2) tidak menandakan niat untuk memperluas keterlibatan AS di wilayah tersebut.

Melansir dari laman Associated Press, serangan yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat adalah serangan udara. Lokasi serangan berada di timur Suriah, tepatnya di daerah Al Bukamal, sebelah barat sungai Eufrat. Wilayah tersebut berhadapan dengan wilayah Qaim, Irak. Serangan tersebut menghantam truk yang disinyalir membawa pasokan senjata.

Serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan AS membuat setidaknya satu orang meninggal, menurut pejabat Irak. Pejabat tersebut tidak mau menyebutkan namanya karena merasa tidak memiliki wewenang untuk membicarakan hal tersebut kepada publik.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan "Saya yakin dengan target yang kami kejar, kami tahu apa yang kami capai," katanya kepada para wartawan. Meskipun laporan yang ada, menunjukkan satu orang tewas, tapi laporan lain mengatakan berbeda dan bahkan jumlah korban lebih banyak.

Baca Juga: Twitter Hapus Ratusan Akun dari Rusia, Iran dan Armenia

2. Sebanyak 22 orang milisi meninggal dalam serangan

Jumlah korban dalam serangan udara AS simpang siur, tapi ada yang meninggal. Ilustrasi (Twitter.com/The Only Truth)

Salah satu kelompok yang memantau konflik dan perang di Suriah memberikan laporan berbeda. Kelompok tersebut yang bernama The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan, bahwa serangan udara pasukan Amerika Serikat menewaskan setidaknya 22 milisi.

Melansir dari laman The Guardian, Pentagon melalui juru bicaranya, John Kirby, menjelaskan bahwa serangan menargetkan fasilitas milisi yang digunakan untuk menyelundupkan senjata. Kelompok milisi yang diserang, menurut Kirby, adalah Brigade Hizbullah dan Brigade Syayid al-Syuhada.

Dua kelompok milisi tersebut adalah kelompok milisi kecil yang berada di bawah payung kelompok yang lebih besar bernama Hasyd al-Shaabi. "Operasi tersebut mengirimkan pesan yang jelas: Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi personel AS dan koalisi," kata Kirby menjelaskan.

Kelompok milisi Syiah yang tidak terlalu dikenal, namun diyakini sebagai front yang didukung Iran dan lebih menonjol memusuhi AS, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan pada 15 Februari lalu. Serangan itu adalah serangan paling mematikan selama satu tahun terakhir. Koalisi pimpinan pasukan AS berada di wilayah tersebut untuk memerangi sisa-sisa pasukan ISIS.

Baca Juga: Presiden Iran: AS Tidak Bisa Bernegosiasi dan Berperang Melawan Iran

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya