Anak-anak Sekolah Italia Protes Penutupan Sekolah Selama COVID-19
Protes dimulai dari seorang bocah 12 tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Roma, IDN Times – Wabah virus corona telah membunuh lebih dari 45.000 orang di Italia. Gelombang kedua virus dari Wuhan tersebut telah membuat Italia kembali terpukul dan berusaha untuk tidak melakukan penguncian (lockdown) nasional karena khawatir ekonomi akan ambruk. Italia menerapkan penguncian parsial, meniru apa yang dilakukan oleh negara tetangga, Jerman.
Selama hantaman gelombang kedua virus corona, beberapa wilayah yang paling parah mendapatkan predikat zona merah. Salah satunya adalah kota Piedmont yang terletak sekitar 700 km di sebelah barat laut ibukota Roma, berbatasan dengan Lombardy dan Valle d’Aosta. Sekolah dan toko-toko di tutup, orang-orang yang keluar rumah diatur dengan ketat di Piedmont.
Anak-anak sekolah kemudian melakukan protes dengan kalem. Mereka ingin belajar di dalam sekolah bersama guru-guru dan teman-temannya. Protes yang mereka lakukan adalah, duduk di depan sekolahan, mengenakan jaket, kaos tangan dan masker sambil melanjutkan pelajaran jarak jauh mereka dengan komputer atau tablet.
1. ‘Belajar di sekolah adalah hak kita’
Gerakan protes itu lambat laun merebak di seluruh Italia. Gerakan tersebut kemudian mendapat julukan Priorita alla Scuola atau Prioritas ke Sekolah. Guru-guru dan orang tua murid bergabung dengan gerakan untuk memperjuangkan sistem pendidikan yang lebih baik.
Siapa yang memulai gerakan tersebut? Gerakan itu bermula dari seorang gadis kecil berusia 12 tahun bernama Anita Iacovelli. Ia pergi ke sekolah setiap hari sejak 6 November meski sekolah tutup. Menurut The Guardian, Anita duduk di luar sekolah Italo Calvino, melanjutkan belajar jarak jauh di depan sekolah, dan dibelakangnya tertulis poster “Belajar di sekolah adalah hak kita” (21/11).
Teman-teman Anita kemudian ikut bergabung dengannya, salah satunya Lisa Rogliatti dan kemudian teman sekelas lainnya. Ketika awal diumumkan sekolah ditutup, mereka senang. Namun setelah berbulan-bulan belajar jarak jauh, mereka akhirnya lelah dan merasa sangat berat melaksanakannya.
Baca Juga: Sejuta Lebih Terinfeksi, Italia Bakal Terapkan Lockdown Ringan
Baca Juga: COVID-19: Italia Capai Kematian Tertinggi dalam 6 Bulan Terakhir
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.