TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banjir Bandang Melanda Afrika Selatan, 45 Orang Meninggal Dunia

Banyak penduduk masih dilaporkan hilang 

Ilustrasi Banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Di provinsi pesisir timur Afrika Selatan, tepatnya KwaZulu-Natal, hujan lebat yang mengguyur pada Senin (11/4/22) telah menyebabkan bencana banjir besar. Ribuan orang terdampak bencana tersebut dan korban tewas sementara yang diketahui ada 45 orang.

Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini tengah dilakukan. Pihak berwenang mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah seiring operasi penyelamatan. Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan juga telah diminta bantuan untuk memberi dukungan udara.

Tim penanggulangan bencara provinsi menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan evakuasi di beberapa titik bencana yang memicu longsor, bangunan runtuh, serta rumah-rumah yang hanyut.

Beberapa ruas jalan juga rusak dan hanyut. Pelabuhan kota Durban terpaksa berhenti beropasi karena mengalami gangguan akibat banjir.

Baca Juga: Banjir Bandang, Ribuan Warga Sydney Diminta Evakuasi

1. Banyak penduduk masih dilaporkan hilang

Pada Selasa (12/4/2022), setelah KwaZulu-Natal dihantam hujan seharian penuh, diketahui banyak pemukiman penduduk di kota Durban terkena dampak langsung dari bencana itu.

Rumah-rumah penduduk hanyut, jalanan rusak dan tertutup lumpur, puluhan orang meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi. Sejauh ini, ada 45 orang yang dikabarkan tewas akibat bencana tersebut.

Dikutip dari BBC, pejabat setempat mengatakan, masih banyak orang yang dilaporkan hilang dan layanan tanggap darurat tengah melakukan pencarian korban selamat.

Di beberapa rumah di Durban, penduduk terlihat beridiri di atas atap untuk menunggu penyelamatan. Namun sejauh ini disebutkan hanya satu helikopter yang beroperasi dalam misi tersebut.

Wali kota Metropolitan eThekwini, Mxolisi Kaunda, yang bertanggung jawab atas Durban dan kota-kota di sekitarnya, menyatakan bahwa dirinya meminta maaf kepada penduduk yang masih terdampar.

2. Pembangkit listrik terendam banjir dan pelabuhan berhenti beroperasi

Kaunda mengatakan, pihak berwenang sedang berupaya memulihkan layanan pasokan air dan listrik yang terputus. Sebagian besar pembangkit listrik kota tersebut terendam banjir dan sejumlah instalasi pengolahan air mengalami kerusakan.

Andre de Ruyter, Kepala Eksekutif utilitas listrik Eskom, mengatakan air yang melimpah telah membanjiri bendungan yang melebihi kapasitas. Akibatnya, tidak memungkinkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik, dikutip Reuters

Di pelabuhan Durban yang sibuk, operator logistik terbesar di Afrika Selatan, Transet, menghentikan operasi di seluruh terminalnya. Banjir telah merusak jalan dan menghalangi akses ke terminal.

Belum ada informasi detail soal berapa kerugian akibat bencana banjir itu. Tapi para penduduk yang berada di daerah dataran rendah telah didesak untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi. Para penduduk yang takut rumah mereka rusak dan runtuh karena terjangan banjir, juga diminta mencari perlindungan di tempat yang aman.

Para ilmuwan menduga perubahan iklim telah menyebabkan bencana, tapi layanan cuaca Afrika Selatan menolak mengaitkan curah hujan saat ini dengan perubahan iklim. Menurutnya, peristiwa hujan lebat seperti itu bisa menjadi lebih umum setelah kekeringan melanda beberapa waktu.

Baca Juga: Presiden Afrika Selatan Salahkan NATO dalam Perang Ukraina-Rusia

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya