TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bentrok dengan Junta, 25 Warga Myanmar Tewas, Ribuan Mengungsi

Empat pasukan junta Myanmar juga menjadi korban

Sekitar 10.000 penduduk dari 11 desa di Depayin melarikan diri dari rumahnya sejak pertengahan Juni 2021 sejak pasukan junta Myanmar menyerang mereka. (Twitter.com/Estella)

Naypyidaw, IDN Times - Sejak kudeta militer 1 Februari di Myanmar, kekerasan terus meningkat ketika pasukan rakyat dibentuk untuk berjuang melawan pasukan junta militer Myanmar. Mereka sering terlibat baku tembak menggunakan senjata api tradisional yang kalah modern dengan senjata yang dipakai pasukan Myanmar.

Dalam baku tembak yang terbaru di desa Satpyarkyin, kota Tabayin atau Depayin di wilayah Sagaing pada hari Jumat (2/7), sedikitnya 25 warga sipil tewas ketika diserang oleh pasukan junta militer. Mereka terlibat baku tembak pada pukul 10 pagi, dan berlanjut pada pukul 2 siang. Pasukan warga sipil dipukul mundur pada malam hari dan ribuan penduduk mengungsi ke dalam hutan.

1. Senjata yang digunakan pasukan rakyat tak sebanding dengan pasukan junta

Aksi baku tembak di Myanmar masih sering terjadi di beberapa wilayah. Pasukan pejuang rakyat yang anti-kudeta, masih terus melakukan perlawanan terhadap pasukan junta Myanmar. Pada hari Jumat (2/7), terjadi baku tembak sengit antara pasukan rakyat dan militer Myanmar.

Melansir laman berita Reuters, keesokan harinya setelah bentrok, warga mengumpulkan jenazah dan menemukan 25 warga menjadi korban serangan pasukan junta. "Ada orang sekarat di lahan pertanian dan di dekat rel kereta api. Mereka (tentara) menembak semua yang bergerak," kata warga, yang mengatakan pamannya termasuk di antara yang tewas.

Penduduk desa Satpyarkyin lain yang menjadi saksi dalam konfrontasi tersebut mengaku bahwa The Depayin People’s Defence Force (PDF) yang dibentuk dari pemuda mengambil posisi untuk menghadapi sekitar 150 pasukan rezim yang bersenjata artileri berat. Mereka kalah dalam persenjataaan.

Baca Juga: Pemimpin Myanmar Ming Aung Ultah, Doa Warga: Semoga Cepat Meninggal!

2. Empat pasukan junta Myanmar turut menjadi korban

Para pejuang perlawanan PDF yang hanya dilengkapi dengan senjata api tradisional terpaksa mulai mundur dari pertempuran di Satpyarkyin pada Jumat malam (2/7). Mereka mengatakan bahwa pasukan junta militer 40 peluru artileri ditembakkan ke desa itu, sebut laman The Irrawaddy.

Dalam konfrontasi baku tembak yang terjadi, selain sekitar 25 anggoda warga yang tewas, PDF mengatakan telah berhasil menewaskan empat pasukan junta Myanmar.

"Kami tidak dapat mengambil semua mayat karena serangan rezim terus berlanjut," kata salah satu warga. "Makanan dan obat-obatan sangat dibutuhkan bagi para pengungsi karena mereka tidak dapat mengambil apa pun saat melarikan diri dari rumah mereka."

Sekitar 10.000 penduduk dari 11 desa di kota Depayin telah melarikan diri dari rumahnya sejak pertengahan Juni. Mereka merasa ketakutan karena serangan yang dilakukan oleh pasukan junta. Mereka memasuki hutan-hutan sampai ke dalam, karena pasukan junta disebut juga sempat berpatroli memasuki hutan.

Baca Juga: Militer Myanmar Ancam Hukum Media yang Gunakan kata Junta dan Kudeta

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya