TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Front Baru Perang Tigray-Ethiopia Terbuka di Wilayah Afar

Front pertempuran baru membuat 54.000 penduduk mengungsi

Pasukan militer federal Ethiopia. (Twitter.com/abenezer degu)

Addis Ababa, IDN Times - Konflik antara pasukan regional Tigray dengan pasukan federal Ethiopia kembali memanas setelah ibukota Mekelle kembali dikuasai Tigray Defense Forces (TDF). Pasukan federal ditarik mundur dari wilayah tersebut setelah berkuasa selama delapan bulan.

Pemerintah federal Ethiopia yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Abiy Ahmed menawarkan gencatan sepihak, tapi TDF menganggapnya sebagai lelucon menyakitkan. Kini TDF semakin berupaya untuk mengambil alih kota-kota yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan federal.

Namun perang tersebut kini semakin meluas. Front baru peperangan terbuka di bagian timur wilayah Tigray, yakni bagian regional Afar. TDF dikabarkan telah mengambil alih beberapa distrik di wilayah tersebut dalam dua pekan terakhir.

Ada dua dugaan utama mengapa membuka front pertempuran baru di Afar. Pertama, TDF ingin mengacaukan jalur utama perdagangan Ethiopia dengan dunia luar atau dugaan lainnya membuka jalur bantuan kemanusiaan yang selama ini terus mengalami ancaman. 

1. Sedikitnya 20 warga sipil tewas dan sekitar 54.000 orang mengungsi

Wilayah Tigray berbatasan dengan wilayah Afar di bagian timur. Front baru yang terbuka dari konflik Tigray-Ethiopia adalah di wilayah Afar tersebut. Ketakutan atas meningkatnya krisis kemanusiaan semakin besar dan ada kekhawatiran bahwa perang Tigray-Ethiopia akan menular ke seluruh negeri.

Melansir kantor berita Reuters, juru bicara regional Afar Ahmed Koloyta mengatakan bahwa pasukan TDF telah menguasai tiga distrik. Sekitar 54.000 penduduk mengungsi ke tempat yang aman dan sedikitnya 20 warga sipil dilaporkan tewas diserang oleh pasukan Tigray.

Angka kematian front baru yang terbuka sejauh ini belum dapat diverifikasi secara independen. Tapi para pejuang Tigrayan dilaporkan telah membakar rumah, menjarah properti dan membunuh warga sipil. Klaim ini juga belum disertai dengan bukti yang kuat.

Pemimpin Tigray yang bernama Debretsion Gebremichael, sebelumnya telah memberitahukan bahwa pasukannya akan menuju Afar di timur dan melawan pasukan Amhara yang berperang membantu pasukan federal.

Amhara adalah wilayah yang berbatasan dengan Tigray di bagian barat dan pasukan regional Amhara ikut mendukung militer federal dalam perang melawan TDF pada November tahun 2020 lalu.

Baca Juga: Tertunda 2 Kali, Abiy Ahmed Menangkan Pemilu Ethiopia

Bangkitnya para pejuang Tigrayan yang wilayahnya telah dikuasai oleh militer federal selama delapan bulan, telah membuka prahara baru dalam konflik tersebut. Selama perang dimulai sejak November 2020, jutaan penduduk Tigray telah mengungsi dan kelaparan serta kekurangan gizi mengancam nasib anak-anak.

Kini, ketika suasana pertempuran kembali memanas, kekhawatiran akan meningkatnya krisis kemanusiaan meluas, tidak hanya di wilayah Tigray tapi juga di wilayah Afar.

Di Tigray selatan, pengungsi Eritrea yang sudah berada di Mai Aini dan Adi Harush sebelum perang Tigray-Ethiopia terjadi, kini terjebak di tengah pertempuran sengit. Baku tembak terjadi pada Kamis pagi (22/7).

Melansir laman The Guardian, salah satu pengungsi yang dihubungi lewat telepon tapi tidak mau menyebutkan nama karena takut akan balas dendam mengatakan "kami sangat takut. Anak-anak menangis dan kami berdoa,” katanya.

ARRA, sebuah badan pengungsi Ethiopia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa enam pengungsi tewas dalam pertempuran dan dua lainnya meninggal karena kurangnya perawatan medis.

Juru bicara pejuang Tigrayan yang bernama Getachew Reda pada hari Selasa (20/7) mengatakan, pasukan Tigrayan akan melakukan "apa pun yang diperlukan" untuk membuat pemerintah menerima persyaratan mereka untuk negosiasi gencatan senjata.

Persyaratan yang diminta itu termasuk penarikan penuh pasukan federal dari wilayah Tigray dan sekutu mereka dari perbatasan. Selain itu, mereka juga menuntut pemulihan layanan seperti listrik, telekomunikasi, jaringan transportasi dan perbankan.

2. Apa pun akan dilakukan agar pemerintah Ethiopia menerima persyaratan untuk negosiasi gencatan senjata

Baca Juga: PBB: 33 Ribu Anak Alami Kekurangan Gizi Parah di Tigray

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya