India Perintahkan Twitter Hapus Lebih dari Seribu Akun
Twitter terkesan melawan perintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
New Delhi, IDN Times – Para petani India yang telah berkemah selama berbulan-bulan di perbatasan ibukota New Delhi, sampai saat ini masih terus menuntut pencabutan undang-undang reformasi pertanian. Para petani menganggap bahwa UU tersebut akan merugikan mereka.
Dalam rangkaian kemelut permasalah tersebut, pemerintahan India yang dipimpin oleh PM Narendra Modi telah menggunakan beberapa cara untuk meredam gejolak, seperti menurunkan petugas keamanan, mencoba mengusir petani yang berkemah sampai dengan pertarungan di ranah digital.
Beberapa langkah dilakukan oleh pemerintah India untuk menahan arus informasi yang mereka anggap sebagai hasutan dan propaganda. Di beberapa wilayah, jaringan internet sempat dipadamkan dan ratusan akun aktivis ditangguhkan selama belasan jam. Kini, perintah lebih keras datang untuk Twitter agar menghapus lebih dari 1.000 akun karena dianggap menyebarkan kabar tidak benar.
1. Cengkeraman pemerintah India terhadap perusahaan sosial media
India dengan jumlah penduduk yang hampir tiga kali lipat dari Amerika Serikat adalah salah satu pasar paling menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan besar, termasuk perusahaan sosial media. Dengan jumlah pengguna internet sekitar 700 juta orang, perusahaan sosial media seperti Facebook dan Twitter mampu menarik banyak keuntungan.
Namun seiring dengan gelombang protes petani, kini perusahaan-perusahaan tersebut, khususnya Twitter, harus berhadapan dengan kebijakan pemerintah pusat India. Melansir dari laman Al Jazeera, pemerintah telah meminta Twitter untuk menghapus 1.178 akun yang dianggap menyebarkan informasi yang salah tentang protes petani.
New Delhi menganggap banyak akun dikendalikan oleh musuh abadi yakni Pakistan dan simpatisan separatis kelompok Sikh. Ini semakin membuat Twitter harus berhadapan dengan pemerintah India yang berusaha memberikan cengkeraman kuat terhadap perusahaan.
Sebelumnya, pemerintah India telah memblokir ratusan aplikasi Tiongkok, termasuk TikTok dan PUBG, karena krisis diplomatik. Pemerintah India juga menekan Facebook dan WhatsApp yang baru-baru ini mengubah kebijakan privasinya. Kini gantian Twitter yang mesti bersitegang.
Baca Juga: Dianggap Provokatif, Ratusan Akun Twitter di India Ditangguhkan
Baca Juga: Dianggap Provokatif, Ratusan Akun Twitter di India Ditangguhkan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.