TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ingin Hidupkan Mammoth, Ilmuwan Dapat Dana Rp200 Miliar

Upaya hidupkan mammoth sudah dilakukan sejak dulu 

Ilustrasi mammoth (newscientist.com)

Jakarta, IDN Times - Ilmuwan akan mencoba menghidupkan mammoth atau gajah purba berbulu dengan membuat embrio dari DNA mammoth tersebut. Colossal, sebuah perusahaan biosains dan genetika telah mendapatkan dana sebesar 15 juta dolar atau Rp213 miliar untuk mewujudkannya.

Mammoth adalah hewan purba herbivora yang hidup pada Zaman Es. Kerabat terdekatnya saat ini yang masih hidup adalah gajah Asia. Mammoth hidup di benua utara dan memiliki kulit tebal berbulu yang melindungi tubuh dari cuaca ekstrim. Mammoth diperkirakan punah sekitar 4.000 tahun yang lalu.

1. Proyek ambisius untuk hidupkan hewan purba yang punah ribuan tahun silam

Mammoth atau gajah berbulu hilang dari muka bumi antara 4.000 sampai 10.000 tahun yang lalu. Tapi para ilmuwan memiliki rencana proyek yang ambisius untuk menghidupkannya kembali.

Canggihnya teknologi laboratorium saat ini, memberikan janji dan harapan bahwa DNA mammoth yang memiliki kemiripan 99 persen dengan gajah Asia, dapat kembali dihidupkan dan ditempatkan di ekosistem ekstrim seperti Siberia.

Dilansir dari The Guardian, perusahaan biosains dan genetika yang bernama Colossal, kabarnya telah mendapatkan dorongan dana untuk mewujudkan proyek ambisius para ilmuwan itu. Jumlah dananya adalah 15 juta dolar atau sektiar Rp213 miliar.

Colossal adalah perusahaan yang didirikan oleh Ben Lamm dan George Church. Lamm adalah pengusaha teknologi dan perangkat lunak, sedangkan Church adalah profesor genetika di Harvard Medical School yang merintis ilmu pengeditan gen.

Baca Juga: Sebuah Gigi Mammoth Hasilkan DNA Tertua di Dunia

Mengembalikan mammoth yang punah untuk hidup kembali, memiliki beberapa harapan yakni mengembalikan ekosistem tundra Arktik yang rapuh, memerangi krisis iklim dan melestarikan gajah Asia yang terancam punah.

Akan tetapi, proyek tersebut diperdebatkan dari persoalan etika atau pun hipotesis tentang pengembalian ekosistem Arktik.

Menurut Love Dalen, profesor genetika evolusioner di Center for Palaeogenetics di Stockholm yang bekerja pada evolusi mammoth, menurutnya rencana Lamm dan Church memiliki nilai ilmiah.

Akan tetapi "saya masih bertanya-tanya apa poin yang lebih besar. Pertama-tama, Anda tidak akan mendapatkan mammoth. Ini adalah gajah berbulu dengan beberapa timbunan lemak.

"Kita, tentu saja, hanya memiliki sedikit petunjuk tentang gen apa yang membuat mammoth menjadi mammoth. Kita tahu sedikit, tetapi kita tidak tahu cukup dekat," jelasnya dikutip CNN.

Tori Herridge, ahli biologi evolusi dan spesialis mammoth di Natural History Museum di London juga meragukan proyek perusahaan Colossal khususnya dampat positif terhadap perbaikan iklim. "Sama sekali tidak ada yang mengatakan bahwa menempatkan mammoth di luar sana akan memiliki efek apa pun pada perubahan iklim."

Herridge berpendapat, jika memang berhasil menghidupan kembali mammoth, tidak masalah jika ditempatkan di kebun binatang tapi tidak di alam liar.

2. Keraguan untuk menghidupkan kembali mammoth

Ilustrasi mammoth gajah purba (Pixabay.com/mrganso)

Baca Juga: Selain Mammoth, Ini 10 Hewan di Zaman Es yang Perlu Kamu Tahu 

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya