TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Tiga Skandal Politik yang Mencoreng Wajah Boris Johnson

Salah satunya dugaan membohongi Ratu Elizabeth

PM Boris Johnson (Twitter.com/UK House of Commons)

Jakarta, IDN Times -  Kamis, 7 Juli 2022 menjadi hari penting bagi Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson. Pada hari tersebut, dia memutuskan untuk mengundurkan diri setelah diguncang berbagai skandal dan ditinggalkan oleh para menterinya.

Johnson adalah salah satu PM Inggris yang kharismatik walau penuh kontroversi. Dia telah memimpin negara itu keluar dari Uni Eropa (UE). Dia juga berusaha membuat negara tetap stabil saat dihajar pandemik COVID-19.

Tapi, beberapa skandal politik telah mencoreng wajahnya. Berikut ini adalah tiga skandal besar yang menodai karier Boris Johnson.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Resmi Mundur

1. Dianggap membohongi Ratu Elizabeth

Boris Johnson di House of Commons (Twitter.com/UK House of Commons)

Johnson adalah yang memimpin Inggris keluar dari UE (Brexit). Dia sukses setelah pendahulunya, PM Theresa May, gagal menuntaskan proses negosiasi Inggris keluar dari blok tersebut.

Tapi dalam keberhasilan Brexit itu, beberapa pihak menilai PM Johnson telah membohongi Ratu Elizabeth. Johnson meminta Ratu untuk menutup parlemen selama lima minggu ketika puncak krisis politik Brexit terjadi.

Dikutip dari The Guardian, Mahkamah Agung (MA) Inggris menilai penutupan parlemen selama lima minggu itu ilegal. 

Majelis dalam sidang pengadilan Skotlandia menyimpulkan bahwa nasihat Johnson kepada Ratu dimotivasi oleh tujuan yang tidak tepat guna menghalangi parlemen.

Putusan MA itu, menurut CNN, menimbulkan tuduhan bahwa pemerintahan Johnson sengaja menyesatkan Ratu sebagai bagian dari strategi untuk mengamankan Brexit.

Bahkan, keputusan MA yang menilai penutupan parlemen adalah ilegal, menimbulkan pertanyaan tentang apakah Ratu Elizabeth melanggar hukum atau tidak.

2. Pelanggaran aturan COVID-19

PM Inggris Boris Johnson (tengah) (Twitter.com/UK Prime Minister)

Ketika COVID-19 menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, Inggris juga terkena dampaknya. Negara itu menerapkan aturan penguncian beberapa kali pada 2020 dan 2021.

Salah satu aturan yang dilarang selama masa lockdown adalah larangan mengadakan pesta yang memicu kerumunan.

Dilansir Associated Press, pesta itu justru diadakan di Downing Street, kantor PM Boris Johnson. PM Johnson awalnya menolak tuduhan telah terjadi pertemuan dan pesta di kantornya.

Terungkapnya kasus tersebut ke permukaan membuat marah beberapa tokoh Partai Konservatif yang dulu mendukungnya.

Investigasi yang diluncurkan menemukan hasil terjadi kegagalan kepemimpinan di pemerintahan Johnson karena mengizinkan pertemuan pesta antara 2020-2021. Puluhan orang dikenai denda oleh polisi, termasuk Johnson dan istrinya, serta Menteri Keuangan Rishi Sunak.

Rory Stewart, mantan anggota parlemen Inggris, menilai Johnson sebagai pembohong terbaik yang pernah dimiliki Inggris sebagai perdana menteri.

Baca Juga: Ayah PM Inggris Boris Johnson, Stanley Jadi Warga Negara Prancis

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya