TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kamerun: Nelayan-Penggembala Terlibat Bentrokan

12 orang dikabarkan tewas dalam bentrokan tersebut

Ilustrasi bentrokan. (Unsplash.com/Hasan Almasi)

Yaounde, IDN Times - Di wilayah ujung utara Kamerun yang bernama Far Nort Region, sebuah peristiwa bentrokan yang melibatkan nelayan dan penggembala terjadi pada hari Selasa (10/8). Dalam bentrokan itu, 12 orang dilaporkan tewas.

Bentrokan menjadi salah satu kekerasan antar etnis terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, region Far North sendiri termasuk wilayah yang telah lama dikoyak oleh kelompok militan Boko Haram dan Islamic State West African Province (ISWAP).

Wilayah Far North di Kamerun berbatasan langsung dengan negara Republik Chad dan Nigeria, yang telah lama memerangi kelompok militan di perbatasannya.

1. Konflik etnis terburuk

Rumah tradisional etnis Musgum, etnis yang terlibat bentrokan terbaru. (Twitter.com/Felix Tih)

Ada banyak etnis yang menjadi bagian dari penduduk Nigeria. Salah satunya adalah etnis Musgum, kelompok etnis Chad kecil yang berada di bagian utara Kamerun. Mereka menyebut diri sebagai orang-orang Mulwi. Etnis Musgum ada yang berada di Kamerun dan ada pula yang berada di Chad.

Pada hari Selasa (10/8), etnis Musgum yang biasanya banyak berprofesi sebagai nelayan terlibat bentrokan dengan etnis penggembala Arab Choa. Melansir kantor berita Reuters, Mahamat Bahar, seorang kepala adat setempat menjelaskan "para penggembala marah karena bendungan yang dibuat oleh para nelayan untuk memancing hasil tangkapan mereka."

Bahar berkomentar bahwa "ini adalah serangan etnis terbesar yang pernah saya lihat. Saat ini, ada api yang membakar di desa-desa lain."

Jumlah pasti sebenarnya yang meninggal dalam bentrokan antara penggembala dan nelayan itu tidak bisa dipastikan. Ada yang mengatakan 12 orang dan ada pula yang mengatakan korban meninggal sebanyak 14 orang.

Baca Juga: Serangan Kelompok Separatis, 10 Tentara Kamerun Tewas

2. Insiden biasa yang membesar

Midjiyawa Bakari, Gubernur wilayah Far North, Kamerun. (Twitter.com/PNUD Cameroun)

Melansir AFP, Midjiyawa Bakari yang menjabat sebagai Gubernur setempat pada hari Kamis (12/8) mengatakan sebenarnya semua berawal dari insiden yang biasa. Dua orang dari dua etnis berbeda bertengkar dalam persoalan yang menurutnya biasa terjadi.

Namun, pertengkaran tersebut membesar melibatkan dua kelompok yang akhirnya terjadi bentrokan mematikan.

Bakari juga menjelaskan "untuk sementara kami mencatat 12 tewas dan 48 terluka, yang dirawat di rumah sakit di Kousseri dan N'Djamena," ibu kota Chad, katanya.

Beberapa senjata yang digunakan oleh mereka yang terlibat bentrokan adalah parang, pisau, busur, dan anak panah. Sumber lain mengatakan "ketegangan belum sepenuhnya mereda. Beberapa rumah telah terbakar," kata sumber tersebut, yang tidak mau memberikan nama aslinya.

Baca Juga: Serangan Kelompok Separatis, 10 Tentara Kamerun Tewas

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya