TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia: Pembicaraan dengan AS tentang Ukraina akan Sulit

AS disebut siap membicarakan tidak ada rudal di Ukraina 

ilustrasi bendera Rusia. (Pixabay.com/IGORN)

Jakarta, IDN Times - Diploamt top Rusia mengatakan bahwa pembicaraan tentang ketegangan Ukraina dengan Amerika Serikat (AS) akan sulit. Mereka baru saja bertemu dengan pejabat tinggi AS sebagai pertemuan awal untuk diskusi secara resmi.

Mendekati hari-hari terakhir pembicaraan tentang ketegangan di Ukraina, diplomat top Rusia diundang oleh AS dalam sebuah jamuan makan malam. Jamuan itu diadakan oleh kediaman duta besar AS di Jenewa pada hari Minggu (9/1/22).

AS sendiri tetap berpegang teguh pada hukum internasional tentang kedaulatan Ukraina. Jika Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, maka Moskow akan mendapatkan konsekuensi parah. Tapi AS menegaskan mereka siap melakukan kompromi.

1. Langkah pertama menghidupkan dialog

Penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan timur Ukraina telah menyebabkan ketegangan di Eropa timur. Ukraina menuduh Rusia merencanakan invasi dan AS dengan tegas membela Ukraina jika rencana itu benar-benar dilakukan.

Di sisi lain, Moskow berulangkali menolak tuduhan itu. Mereka hanya ingin jaminan keamanan jangka panjang negaranya dengan mengajukan proposal untuk dibahas. Mereka juga menuntut Ukraina tidak dimasukkan keanggotaan NATO, karena khawatir persenjataan canggih aliansi atlantik utara akan ditempatkan di negara tersebut.

Dalam ketegangan itu, Rusia dan AS dijadwalkan akan melakukan pertemuan tingkat tinggi pada bulan ini. Sebelum menuju ke pertemuan inti, diplomat top dua negara telah mengawali pertemuan untuk melakukan pembahasan masalah tersebut.

Ini merupakan langkah awal pertama untuk menghidupkan dialog. Dua negara, Rusia dan AS, telah mengalami hubungan yang buruk, jatuh ke titik terendah sejak Perang Dingin.

Dilansir Associated Press, perwakilan Rusia datang ke perjamuan makan malam di kediaman kedubes AS di Jenewa pada Minggu. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan "pihak Rusia datang ke sini dengan posisi jelas yang berisi sejumlah elemen yang, menurut saya, dapat dimengerti dan telah dirumuskan dengan sangat jelas – termasuk pada tingkat tinggi–sehingga tidak mungkin menyimpang dari pendekatan kami."

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, menegaskan bahwa AS akan menyambut kemajuan sejati melalui diplomasi.

Baca Juga: Ukraina Bekukan Aset Mantan Presiden Poroshenko

Pembicaraan dalam jamuan makan malam adalah awal dari apa yang disebut Strategic and Security Dialogue (SSD), tentang pengurangan senjata dua negara. Pembicaraan itu secara serius akan dilanjutkan ke pertemuan inti di Wina dan Brussel dengan pembahasan yang lebih luas.

Pertemuan dalam jamuan makan malam dilakukan secara non-formal. Usai pertemuan itu, Ryabkov mengatakan "Kami terjun ke substansi masalah yang akan datang, tetapi pembicaraan akan sulit. Mereka tidak bisa mudah. Mereka seperti bisnis. Saya pikir kita tidak akan membuang-buang waktu kita besok," ujarnya dikutip RFERL.

Ada tiga tuntutan utama yang disampaikan oleh Ryabkov menjelang pembicaraan di Jenewa. Dia mengatakan tiga tuntutan itu adalah tidak ada ekspansi lebih lanjut NATO, tidak ada rudal di perbatasan Rusia dan agar NATO tidak lagi melakukan latihan militer atau operasi intelijen di luar perbatasan tahun 1997.

Baca Juga: Ukraina: Tak Ada Indikasi Penarikan Rusia dari Perbatasan

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya