TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selandia Baru 'Lockdown', Australia Tangguhkan ‘Bubble Travel’ 

Satu keluarga terinfeksi COVID-19

Auckland lockdown selama tiga hari. (Instagram.com/niftyfew)

Auckland, IDN Times – Selandia Baru telah mendapatkan pujian dari berbagai negara karena mampu mengatasi bencana wabah virus corona. Dengan populasi sekitar 5 juta penduduk, negara tersebut hanya mencatat sekitar 2.330 kasus infeksi. Kematian akibat virus corona hanya 25 orang.

Usai beberapa bulan tidak ada kasus infeksi, kini Selandia Baru menerapkan penguncian (lockdown) karena kembali mendeteksi adanya penduduk yang terinfeksi virus corona. Langkah tersebut dilakukan khusus di kota terbesarnya yakni Auckland.

1. Penguncian selama tiga hari

Ilustrasi virus corona (pexels.com/CDC)

Lebih dari dua bulan Selandia Baru aman dari infeksi virus corona. Tapi kali ini pemerintah setempat kembali mendeteksi adanya infeksi. Karena itu, Perdana Menteri Jacinda Ardern langsung turun tangan dan memutuskan melakukan penguncian di kota terbesar Auckland.

Melansir dari kantor berita Reuters, dalam konferensi persnya di ibukota Wellington, PM Ardern mengatakan “Kita telah membasmi virus sebelumnya dan kita akan melakukannya lagi.” Penguncian yang diterapkan untuk Auckland akan berlaku selama tiga hari dengan batasan level tiga.

Hal itu berarti semua penduduk diwajibkan untuk tetap berada di dalam rumah. Mereka diperbolehkan keluar hanya untuk keperluan penting dan mendesak seperti belanja bahan makanan atau berobat ke dokter. Semua tempat umum ditutup dan pertemuan di luar rumah dilarang kecuali pernikahan dan pemakaman. Namun itu juga dibatasi hanya untuk 10 orang saja.

Baca Juga: Infeksi COVID-19 Kembali Muncul di Selandia Baru 

2. Kasus terbaru menginfeksi keluarga

Jacinda Ardern. (Instagram.com/jacindaardern)

Dari konferensi pers yang disampaikan oleh PM Ardern, ada tiga orang yang terdeteksi terinfeksi virus corona di Auckland. Ketiganya adalah satu keluarga dan mereka terdeteksi mulai pada akhir bulan lalu, yakni pada tanggal 24 Januari. Mereka yang terinfeksi adalah suami istri dan putrinya.

Menurut Ardern, tiga hari adalah waktu yang cukup untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengujian skala besar, dan menentukan apakah sudah menulari ke anggota komunitas masyarakat yang lainnya.

Dari tiga kasus itu, semuanya terdeteksi terinfeksi varian baru Inggris yang dianggap berbahaya. Perempuan dari pasangan yang terinfeksi bekerja di perusahaan katering maskapai penerbangan dan pihak perusahaan telah dihubungi oleh yang berwajib.

Pemerintah juga telah mengumumkan peringatan akan adanya infeksi tersebut ke seluruh negeri dan menaikkan level kewaspadaan hingga tingkat dua yang berarti pertemuan di restoran dan kafe dibatasi hanya untuk 100 orang. 

Melansir dari laman BBC, Phil Goff, Walikota Auckland, mengatakan “Kasus baru COVID-19 di masyarakat adalah sesuatu yang tidak seorang pun dari kami inginkan. Pembatasan adalah cara terbaik untuk membasmi virus,” ujarnya.

Penguncian di Auckland akan berdampak pada sekitar 1,7 juta penduduk. Toko-toko non-esensial akan tutup dan perjalanan dua arah dari kota Auckland akan dibatasi. Sebanyak delapan pos pemeriksaan di perbatasan dibuat untuk melakukan pemeriksaan ketat.

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya