Terlambat Kirim Vaksin, Pfizer-BioNTech Kena Tegur
Proses vaksinasi dan sains jadi pertaruhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Brussel, IDN Times – Beberapa negara di Uni Eropa (UE) marah karena produsen vaksin Pfizer-BioNtech mengatakan memperlambat pengiriman vaksin. Situasi tersebut, menurut beberapa negara Eropa yang terkena dampaknya, adalah situasi yang menurut mereka “tidak dapat diterima”.
Eropa telah bersiaga habis-habisan untuk menahan sebaran infeksi varian baru Inggris yang telah dengan cepat menyebar ke hampir seluruh negara di Eropa. Varian baru yang lebih menular itu, telah menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan akan lumpuhnya sistem pelayanan kesehatan.
Vaksin adalah salah satu senjata utama untuk mencegah, atau setidaknya menunda sebaran varian baru yang menggila. Karena itu, pernyataan yang disampaikan oleh pihak produsen vaksin Pfizer-BioNTech tersebut, oleh beberapa negara di Eropa, sangat disesalkan.
1. Menurunkan kredibilitas proses vaksinasi
Disepakatinya vaksin Pfizer-BioNTech oleh UE dan beberapa negara Eropa yang tidak tergabung dengan organisasi, telah membuat negara-negara Eropa berharap banyak kepada vaksin produksi Pfizer. Namun, jadwal proses vaksinasi yang telah dirancang, kini harus mundur karena keterlambatan pengiriman vaksin.
Seorang juru bicara Pfizer dari Denmark memberikan konfirmasi pada hari Jum’at, 15 Januari 2021. Menurutnya, untuk mengejar target dua miliar dosis untuk tahun ini, fasilitas pabrik di Belgia akan ditingkatkan, namun membutuhkan uji kualitas baru dan persetujuan pihak yang berwenang.
Karena hal tersebut, proses produksi menjadi sedikit terlambat sehingga berdampak kepada terlambatnya proses pengiriman vaksin. Enam negara anggota UE, menurut Euro News, bergabung dan menulis surat keapada Komisi Eropa di Brussel bahwa keterlambatan telah “berdampak pada jadwal vaksinasi yang direncanakan juga menurunkan krediblitas proses vaksinasi” (15/1).
Mereka juga menyerukan kepada komisi kesehatan UE untuk menekan Pfizer agar “ada kepastian stabilitas transparansi pengiriman tepat waktu”. Norwegia yang tidak termasuk dalam UE, mengatakan akan menerima ribuan dosis lebih sedikit.
Menurut Institut Kesehatan Norwegia, dalam minggu ke-3 ini “kami akan menerima 7.800 dosis lebih sedikit dari pada yang dilaporkan Pfizer sebelumnya.” Presiden komisi UE, Ursula von der Leyen mengatakan kepada wartawan akan segera “menelepon CEO Pfizer” setelah keluarnya kabar tersebut.
Baca Juga: Kemanjuran Vaksin Pfizer yang Sesungguhnya, Hanya 19 Persen?
Baca Juga: Sepakat dengan Pfizer, Israel Janji Vaksinasi Selesai Akhir Maret
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.