TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Vaksin Sinopharm yang Akan Digunakan Indonesia

Akan digunakan untuk program vaksinasi mandiri

Sebuah stan yang menampilkan kandidat vaksin virus corona dari China National Biotec Group (CNBG), sebuah unit dari raksasa farmasi milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), terlihat di Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) 2020, di tengah wabah COVID-19, di Beijing, China, Jumat (4/9/2020). (ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang)

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Indonesia telah melakukan vaksinasi COVID-19 terhadap warganya sejak 13 Januari 2021. Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi orang Indonesia pertama yang menerima vaksin COVID-19 buatan perusahaan Tiongkok Sinovac Life Sciences Co. Ltd, CoronaVac.

Namun, vaksin Sinovac bukan satu-satunya vaksin yang akan digunakan Indonesia untuk mencegah warganya dari tertular COVID-19. Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini akan menggunakan vaksin COVID-19 buatan perusahaan lain, salah satunya yaitu buatan perusahaan Tiongkok lainnya, Sinopharm.

Berbeda dari vaksin Sinovac yang diberikan gratis pada warga Indonesia, vaksin buatan Sinopharm akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi mandiri atau disebut juga ‘vaksin gotong royong’.

Berikut adalah sejumlah hal yang perlu diketahui seputar vaksin COVID-19 Sinopharm:

Baca Juga: Vaksin Gotong Royong Akan Gunakan Merek Sinopharm dan Moderna

1. Memiliki nama BBIBP-CorV

200 ribu dosis vaksin Sinopharm dari Tiongkok tiba di Zimbabwe, pada 15 Februari 2021. twitter.com/edmnangagwa

Vaksin COVID-19 yang yang diciptakan Institut Produk Biologi Beijing pada awal 2020 ini memiliki nama BBIBP-CorV. Dari uji klinis yang dijalankan oleh perusahaan milik negara Sinopharm, diketahui bahwa vaksin ini memiliki tingkat kemanjuran 79 persen.

Tiongkok telah menyetujui vaksin tersebut dan sudah mulai mengekspornya ke negara lain.

2. Cara kerja vaksin

Petugas kesehatan menyiapkan suntikan vaksin virus corona (COVID-19) buatan Sinopharm, di Lima, Peru, Selasa (9/2/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Sebastian Castaneda)

Menurut The New York Times, BBIBP-CorV bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan untuk membuat antibodi melawan virus corona SARS-CoV-2. Antibodi menempel pada protein virus, yang disebut spike protein yang menempel di permukaannya.

Untuk membuat BBIBP-CorV, peneliti Institut Beijing memperoleh tiga varian virus corona dari pasien di rumah sakit Tiongkok.

Baca Juga: Filipina Segera Terima 600 Ribu Dosis Vaksin Sinopharm

3. Lamanya antibodi bertahan

Penjaga stan pameran Ciftis di Beijing, Jumat (4/9), menunjukkan dua kandidat vaksin COVID-19 buatan Sinopharm dan Sinovac. (ANTARA/HO-GT)

Uji klinis Sinopharm telah menunjukkan bahwa BBIBP-CorV dapat melindungi orang dari COVID-19. Tapi belum ada yang bisa memastikan berapa lama perlindungan itu bertahan dan ada kemungkinan tingkat antibodi akan turun dalam beberapa bulan.

Meski demikian, sistem kekebalan manusia mengandung sel khusus yang disebut sel B memori yang mungkin menyimpan informasi tentang virus corona selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.

4. Kronologi penggunaan vaksin Sinopharm

Infografik vaksin-vaksin terdepan di dunia (IDN Times/Sukma Shakti)

Vaksin Sinopharm untuk melawan virus corona menggunakan virus yang tidak aktif mulai dikembangkan pada Januari 2020. Para peneliti melaporkan vaksin tersebut membuahkan hasil yang menjanjikan pada monyet pada Juni. Uji coba Fase 1/2 menunjukkan bahwa vaksin tersebut tidak menyebabkan efek samping yang serius dan memungkinkan orang membuat antibodi untuk melawan virus corona.

Pada Juli, uji coba Tahap 3 dimulai di Uni Emirat Arab (UEA) dan kemudian pada Agustus uji coba Tahap 3 dimulai di Maroko dan Peru. Pada 14 September UEA memberikan persetujuan darurat penggunaan vaksin Sinopharm pada pekerja perawatan kesehatan, yang kemudian juga disuntikkan pada pejabat pemerintah serta warga lainnya.

Pada November, ketua Sinopharm mengatakan hampir satu juta orang di Tiongkok telah menerima vaksin Sinopharm dan pada 3 November Penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, mengumumkan bahwa dia telah menerima suntikan vaksin tersebut.

Pada 9 Desember UEA memberikan persetujuan penuh kepada BBIBP-CorV, dan mengumumkan bahwa vaksin itu memiliki tingkat efektivitas 86 persen. Tetapi pemerintah tidak merilis rincian apa pun dengan pengumuman mereka, sehingga tidak jelas bagaimana mereka bisa menyimpulkan hasil itu.

Selanjutnya pada 13 Desember Bahrain juga menyetujui vaksin tersebut. Pada 30 Desember, Sinopharm mengumumkan bahwa vaksinnya memiliki tingkat kemanjuran 79,34 persen, yang membuat pemerintah Tiongkok menyetujui penggunaannya. Perusahaan belum mempublikasikan hasil rinci dari uji coba Tahap 3 mereka. Mesir juga telah mengesahkan vaksin untuk penggunaan darurat pada 3 Januari 2021.

Baca Juga: BPOM Periksa Uji Vaksin Sinopharm di UEA, Sudah Dapat Sertifikat Halal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya