TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO Perpanjang Moratorium Vaksin Dosis Booster hingga Akhir Tahun

Sebelumnya moratorium hanya hingga akhir September

Bendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (who.int)

Jakarta, IDN Times – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperpanjang seruannya untuk moratorium vaksin COVID-19 dosis booster hingga setidaknya akhir tahun.

WHO sebelumnya mendesak para pemimpin dunia untuk menunda dosis booster hingga akhir September.

“Ada sedikit perubahan dalam situasi global sejak itu, jadi hari ini saya menyerukan perpanjangan moratorium hingga setidaknya akhir tahun untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasinya,” kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan pers, Rabu (8/9/2021).

Baca Juga: WHO Serukan Moratorium Booster Vaksin COVID-19, Ini Alasannya

1. Distribusi vaksin tidak merata

WHO peringatkan dunia diambang kegagalan moral dalam distribusi vaksin COVID-19. Ilustrasi (instagram.com/drtedros)

Distribusi vaksin COVID-19 di dunia tidak merata. Menurut WHO, sekitar 5,5 miliar dosis vaksin telah diberikan secara global, tetapi 80 persennya didistribusikan ke negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas.

“Saya tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengendalikan pasokan vaksin global berpikir bahwa orang miskin dunia harus puas dengan sisa vaksin,” kata Tedros, dikutip dari CNBC.

Baca Juga: WHO: 90 Persen Fasilitas Medis di Afghanistan Terancam Tutup

2. Persentase vaksinasi dunia

Ilustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Berdasarkan data yang dipegang WHO, hampir 90 persen negara berpenghasilan tinggi telah memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi mereka. Dalam pencapaian yang lebih luas, ternyata hampir 70 persen negara berpenghasilan tinggi sudah memvaksinasi sekitar 40 persen populasinya. 

“Tidak ada satu pun negara berpenghasilan rendah yang mencapai kedua target tersebut,” demikian kritik Tedros soal ketimpangan distribusi vaksin.

“Itu bukan salah mereka,” tambahnya.

Baca Juga: WHO Pantau Varian COVID-19 Baru 'Mu'

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya