TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demonstran Hong Kong Tetap Pakai Masker Walau Dilarang Pemerintah

Mereka menentang larangan itu tiga hari berturut-turut

Pengunjuk rasa memakai masker menghadiri reli anti-pemerintah di pusat Hong Kong pada 6 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Hong Kong, IDN Times - Ribuan demonstran Hong Kong menolak mematuhi larangan pemakaian masker selama tiga hari berturut-turut. Sejak aturan itu diumumkan oleh pemerintah Hong Kong pada Jumat (4/10) dan berlaku mulai tengah malam hari itu, para pengunjuk rasa tetap turun ke jalan dengan menggunakan beragam jenis penutup wajah.

Pemerintah mengklaim ini langkah yang diperlukan untuk mengembalikan stabilitas di Hong Kong. Dalam konferensi pers, Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan aturan itu menyasar pengunjuk rasa yang menggunakan kekerasan, tapi ada pengecualian bagi mereka yang sungguh-sungguh memerlukan penutup wajah.

1. Polisi melakukan sweeping yang kemudian memaksa mereka melepas masker

Pengunjuk rasa memakai masker menghadiri reli anti-pemerintah di pusat Hong Kong pada 6 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Dalam demonstrasi yang berlangsung pada Minggu (6/10), massa kembali bentrok dengan polisi huru-hara. Mereka beberapa kali melemparkan bom molotov ke arah aparat, yang kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata. Polisi pun melakukan sweeping di salah satu kawasan dan menangkap sekelompok demonstran.

Seperti dilaporkan South China Morning Post, banyak yang ditangkap saat menggunakan masker. Mereka pun dipaksa untuk melepaskannya. Saat itu juga tampak bahwa mereka masih sangat muda. Polisi lalu menyeret mereka ke sebuah kendaraan yang membawa pergi dari lokasi tersebut.

Baca Juga: Dianggap Tak Aman, Media Hong Kong Tarik Semua Reporter dari Lapangan

2. Sekelompok massa dengan masker menyerbu seorang sopir taksi yang menabrakkan kendaraannya ke kerumunan

Pekerja kantoran anti-pemerintah memakai masker menghadiri protes makan saing, setelah media lokal memberitakan tentang larangan penggunaan masker darurat di Central, Hong Kong, pada 4 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Pada Minggu (6/10),  aksi kekerasan pun terjadi lagi. Seorang sopir taksi menabrakkan mobilnya ke arah pengunjuk rasa yang sedang berkumpul. Alhasil, para demonstran yang menggunakan masker langsung menyerbu dan memukulinya sampai berdarah. Ia baru bisa diselamatkan oleh pemadam kebakaran. Sedangkan kaca mobilnya pecah.

Menurut keterangan polisi kepada CNN, si sopir berada dalam keadaan tidak sadar ketika dihajar massa. Dalam sebuah video tampak beberapa pengunjuk rasa mencoba menghentikan mereka yang memukul dan menendangnya, tapi gagal. Ini merupakan salah satu peristiwa kekerasan terburuk sepanjang demonstrasi yang berlangsung hampir empat bulan.

3. Ada tiga alasan yang dikemukakan pemerintah soal larangan memakai masker

Polisi huru-hara menangkap seorang pengunjuk rasa saat reli anti-pemerintah di pusat Hong Kong pada 6 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Menurut pemerintah, ada tiga hal yang perlu diketahui publik terkait larangan memakai masker ketika demonstrasi. Seperti disampaikan dalam selebaran yang dibagikan pada Jumat, ketiganya adalah:

  • Melarang penggunaan penutup wajah apa pun dalam kondisi-kondisi tertentu yang kemungkinan bisa mencegah identifikasi dan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran.
  • Mendorong petugas kepolisian untuk mewajibkan masyarakat di ruang publik agar melepas masker dan menetapkan penolakan sebagai sebuah pelanggaran.
  • Menetapkan perpanjangan batas waktu persekusi untuk pelanggaran terkait sampai 12 bulan dimulai dari tanggal ketika pelanggaran dilakukan.

Baca Juga: Tolak Peringati Hari Jadi Tiongkok, Hong Kong Kembali Rusuh

4. Lam mengklaim hampir semua pelaku pelanggaran memakai masker

Seorang pengunjuk rasa memakai topeng beranjak pergi setelah menyalakan api di jalan masuk sebuah stasiun metro, di Hong Kong pada 6 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Susana Vera

Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, memberikan latar belakang mengapa aturan ini diberlakukan. Menurutnya, hampir semua pengunjuk rasa yang berkumpul secara ilegal memakai masker untuk menghindari hukuman. "Kami harap aturan ini bisa dibuat sebagai efek jera," ucapnya, sambil menambahkan bahwa "ini bukan keputusan mudah, tapi diperlukan".

Klaim Lam diamini oleh Menteri Keamanan, John Lee Ka-chiu. "Kita bisa lihat dalam empat bulan terakhir, mayoritas orang yang terlibat aksi-aksi kekerasan memakai masker, merusak fasilitas publik dan melempar bom molotov," ujarnya. Ia menilai peraturan ini akan mencegah orang melakukan pelanggaran serta memudahkan penegak hukum untuk mengumpulkan informasi.

Baca Juga: Mulai Jumat Ini, Demonstran Hong Kong Dilarang Pakai Penutup Wajah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya