Di Tengah Pandemik, Taiwan Tuding WHO Bermain Politik dengan Tiongkok
Taiwan bukan anggota WHO karena Tiongkok keberatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Taipei, IDN Times - Sebagai badan kesehatan dunia, WHO menjadi rujukan banyak pihak di tengah pandemik COVID-19. Melalui WHO, negara-negara bisa memberikan perkembangan situasi penyebaran virus corona baru di lokasi masing-masing. Di saat bersamaan, mereka juga bisa mengakses informasi yang dibagikan oleh pemerintah lain maupun WHO sendiri.
Namun, bagi Taiwan kenyataannya berbeda. Hubungan WHO dan Taiwan canggung sampai muncul tudingan dari Taipei bahwa lembaga PBB tersebut telah bermain politik walau ada situasi darurat yang mengancam nyawa manusia. Tuduhan tersebut dilontarkan setidaknya sejak awal wabah COVID-19 terjadi.
1. Taiwan bukan anggota WHO karena PBB tidak mengakuinya, dan dianggap bagian dari Tiongkok
Hal pertama yang perlu diketahui adalah bahwa Taiwan tidak berstatus sebagai anggota WHO. Ini karena status itu hanya diberikan kepada anggota PBB atau melalui persetujuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA). PBB sendiri tidak mengakui Taiwan sebagai negara merdeka, melainkan bagian dari Tiongkok, meski Taiwan tak pernah berada di bawah yurisdiksi Beijing.
Dengan begitu, pemerintah Taiwan tidak diikutsertakan dalam berbagai pertemuan darurat tentang kesehatan maupun rapat-rapat yang melibatkan para pakar dalam skala global sejak 2016. WHA juga dilaporkan menolak partisipasi Taiwan dalam pertemuan yang berlangsung beberapa tahun terakhir.
Akibatnya, dalam konteks pandemik COVID-19, kasus di Taiwan dijadikan satu dengan Tiongkok. Padahal, sampai Selasa (31/3) Taiwan hanya melaporkan total 306 kasus dan lima kematian. Ini sangat kontras dengan Tiongkok dengan total lebih dari 82.000 kasus dan 3.300 kematian.
Pemerintah Taiwan pun sempat memprotes WHO yang memberi label "sangat berisiko tinggi" terhadap negaranya karena sistem yang diadopsi lembaga itu menyamakan Taiwan dengan Tiongkok. Beijing pun dituding mencampur-adukkan masalah kesehatan dengan kepentingan geopolitik.
Baca Juga: Pujian WHO kepada Tiongkok di Tengah Tudingan Sikap Tidak Netral
Baca Juga: Virus Corona Jadi Ujian Politik dan Diplomatik Tiongkok