TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Marah Cuitan Trump Disebut Sesat, Gedung Putih Serang Pegawai Twitter

Twitter tandai cuitan Trump berisi klaim tanpa bukti

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada wartawan di Gedung Putih sebelum ia berangkat menuju Michigan saat pandemik COVID-19 di Washington, Amerika Serikat, pada 21 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Washington DC, IDN Times - Gedung Putih bereaksi negatif atas keputusan Twitter untuk menandai cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai sesuatu yang "bisa menyesatkan pemilih" karena berisi klaim yang tidak berdasarkan bukti. 

Penasihat Donald Trump Kellyanne Conway mengatakan dalam wawancara dengan Fox News pada Rabu (27/5) bahwa ada seorang karyawan Twitter yang bertanggung jawab atas pemberian label cek fakta dalam cuitan Donald Trump tersebut. Ia pun mengajak semua pendukung capres Partai Republik itu untuk menyerang si karyawan.

Baca Juga: Twitter Tandai Cuitan Trump Soal Pemilu Perlu Dicek Faktanya

1. Twitter menambahkan label cek fakta yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada presiden mana pun

Tangkapan layar dari cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ditandai cek fakta oleh Twitter pada 26 Mei 2020. twitter.com/RealDonaldTrump

Ini bermula sesaat setelah Trump menuliskan cuitannya mengenai penggunaan hak pilih melalui surat mengingat Amerika Serikat sekarang sedang berjuang menghadapi pandemik COVID-19 yang membutuhkan jaga jarak fisik. Dalam cuitan yang dikirim pada Selasa (26/5), Trump mengklaim cara ini akan memudahkan kecurangan dalam pemilihan umum.

Secara spesifik, ia menggunakan California sebagai sasaran dengan mengklaim "Gubernur California mengirimkan surat suara kepada jutaan orang, siapa pun...yang tinggal di negara bagian itu, tak peduli siapa mereka atau bagaimana mereka sampai di sana, mereka akan mendapatkannya".

Berikutnya, Trump mengklaim "ini akan diikuti oleh para profesional yang memberitahu orang-orang tersebut, banyak yang tak pernah berpikir untuk memakai hak pilih sebelumnya, bagaimana, dan siapa, yang dipilih". Untuk pertama kalinya, Twitter menandai cuitan itu dengan cek fakta dan itu membuat Trump geram.

2. Gedung Putih menilai Twitter bersikap "sangat buruk" dan mengajak publik menyerang Kepala Integritas Twitter

Tangkapan layar cuitan Twitter soal mengapa tweet Presiden Amerika Serikat Donald Trump ditandai sebagai sesat dengan cek fakta pada 28 Mei 2020. twitter.com/TwitterSafety

Twitter menjelaskan bahwa penambahan label cek fakta itu merupakan "bagian dari upaya mendorong kebijakan integritas kewarganegaraan" karena platform itu "percaya cuitan-cuitan tersebut bisa menyesatkan para pemilih tentang apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan surat suara dan berpartisipasi dalam proses pemilihan umum".

Twitter juga menyertakan sejumlah tautan dari media-media seperti The Washington Post, The Hill, dan CNN yang berisi bantahan bahwa memilih melalui surat, bukan di tempat pemungutan suara secara langsung, berujung kepada mudahnya kecurangan terjadi. Lima negara bagian sudah melakukan pemilihan pendahuluan untuk menentukan capres Partai Demokrat. California berencana melanjutkan cara ini sampai ke Pilpres AS pada November.

Gubernur California Gavin Newsom menegaskan surat suara hanya akan dikirimkan kepada pemilih yang sudah terdaftar. Namun, Partai Republik memilih tidak percaya dan menggugat Newsom karena kebijakan tersebut. Sedangkan Gedung Putih mengarahkan serangan kepada Kepala Integritas Twitter Yoel Roth dan menyebutnya sebagai aktor yang bersalah.

Conway, yang sempat jadi manajer kampanye Trump pada Pilpres 2016, menilai Roth adalah karyawan yang "sangat buruk" sehingga layak diserang. "Seseorang di San Francisco cepat bangunkan dia dan katakan padanya dia akan segera mendapatkan banyak followers [di Twitter]," kata Conway, merujuk kepada lokasi kantor Twitter.

Dikutip dari The Verge, seruan Conway dipatuhi oleh para pendukung Trump yang menyebarluaskan tangkapan layar dari cuitan-cuitan Roth. Menurut laporan Protocol, ia telah menerima gelombang serangan termasuk sejumlah ancaman pembunuhan usai pernyataan Conway ditayangkan oleh TV nasional.

Baca Juga: Cuitan Trump Diberi Label Cek Fakta, Bos Facebook Kritik Twitter

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya