Di KTT D-8, Jokowi Serukan Akses Terhadap Vaksin COVID-19 Harus Adil
Pemimpin negara-negara D-8 diimbau tolak nasionalisme vaksin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pada Kamis, 8 April 2021, Presiden Joko "Jokowi" Widodo menghadiri KTT D-8 ke-10 di Dhaka, Bangladesh. Dalam KTT bertemakan Partnership for a Transformative World Harnsessing the Power of Youth and Technology ini, Jokowi menekankah tiga hal kepada semua anggota negara D-8.
KTT D-8 dihadiri oleh hampir semua pemimpin negara anggota D-8 yaitu Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Pakistan, Turki, dan Nigeria. KTT ini dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Bangladesh selaku ketua, bertepatan dengan 24 tahun sejak D-8 didirikan.
Apa saja hal-hal yang Jokowi tekankan kepada semua negara anggota D-8 dalam pertemuan ini?
Baca Juga: Jokowi Minta Perusahaan Swasta Beri THR untuk Karyawan
1. Akses adil terhadap vaksin, serta ketersediaan dan keterjangkauan vaksin
Hal pertama yang Jokowi tekankan dalam KTT D-8 ke-10 ini adalah mengenai akses adil terhadap vaksin COVID-19, beserta ketersediaan dan keterjangkauannya. Vaksin memang jadi salah satu kunci untuk keluar dari krisis pandemik COVID-19.
Jokowi mengajak agar pemimpin negara-negara D-8 menolak nasionalisme vaksin, dan mendukung vaksin multilateral. Vaksin adalah barang publik global dan dunia mesti bersatu untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin untuk semua.
"Artinya dunia harus dapat menggandakan kapasitas produksi dan ini berarti tidak boleh ada restriksi (pembatasan) terhadap produksi dan distribusi vaksin," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam tayangan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (8/4/2021).
Presiden juga menegaskan bahwa negara-negara D-8 dapat berperan dalam menawarkan kapasitas produksi vaksin yang mereka miliki. Hal itu semata-mata untuk meningkatkan produksi vaksin, mendorong akses yang sama terhadap vaksin, dan mendorong transfer teknologi.
"Beberapa dari negara D-8 termasuk Indonesia, saat ini tengah mengembangkan produksi vaksin mandiri atau vaksin Merah Putih dalam hal ini Indonesia. Untuk itu, D-8 harus membuka kerja sama pengembangan dan produksi vaksin ke depan," ujar Retno.
Baca Juga: KTT G20, Jokowi Soroti 2 Hal Penting Terkait Krisis Ekonomi Global