TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belum Resmi Menang, Joe Biden Sudah Mulai Bahas Isu Terkini AS

Biden dan Harris fokus masalah penanganan COVID-19 di AS

Calon presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, IDN Times - Calon Presiden Amerika Serikat dari kubu Partai Demokrat, Joe Biden sudah mulai menggelar rapat dengan calon wakil presiden, Kamala Harris untuk membahas isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat AS. Biden memilih langsung cepat bergerak untuk bekerja meski belum resmi dinyatakan telah memenangkan pemilu. 

Kantor berita Associated Press pada Sabtu, 7 November 2020 melaporkan Biden terlihat semakin percaya diri akan memenangkan pemilu AS yang digelar pada 3 November 2020 lalu. Meskipun saat ini ia belum meraih angka keramat yakni minimal suara electoral votes

"Saya ingin orang-orang tahu bahwa kami tidak ingin menunggu lebih lama lagi untuk menuntaskan permasalahan ini," ungkap Biden dalam pidato yang disampaikan pada Jumat malam, 6 November 2020. 

Bersama Harris, Biden sudah mulai membahas mengenai penanganan pandemik COVID-19 dan proyeksi situasi ekonomi di Negeri Paman Sam. Apalagi kasus harian COVID-19 di Negeri Paman Sam justru menciptakan rekor baru. Menurut laman World O Meters pagi ini terdapat lebih dari 123 ribu kasus baru COVID-19 di AS.

Apa langkah yang akan disiapkan Biden dan Harris untuk mengendalikan pandemik COVID-19 bila benar-benar dinyatakan sebagai pemenang pemilu?

Baca Juga: Unggul di Pennsylvania, Joe Biden Raih Total 273 Suara Elektoral

1. Joe Biden dan Kamala Harris berjanji akan bertumpu pada sains dalam mengatasi pandemik COVID-19

Capres Joe Biden dan cawapres Kamala Harris (www.twitter.com/JoeBiden)

Di dalam pidato yang disampaikan pada 23 Oktober 2020 lalu, Biden dan Harris telah menyampaikan ke publik tujuh poin rencana mereka untuk mengatasi pandemik COVID-19. Secara garis besar, Biden dan Harris akan kembali membawa Negeri Paman Sam ke jalur semula untuk mengendalikan pandemik yang telah menewaskan lebih dari 240 ribu warga AS. 

Laman Time melaporkan, para ahli merasa lega ketika mendengar pemaparan keduanya. Sebab, sejak awal, Pemerintah AS harus mendengarkan masukan dari para ahli dan mengandalkan sains. Tetapi, menurut ilmuwan dari Johns Hopkins Center for Health Security, Eric Toner, rencana secara garis besar saja tidaklah cukup. 

"Semuanya ditentukan dari detail rencana dan eksekusi di lapangan," kata Toner. 

Ia juga mewanti-wanti semua rencana yang dipaparkan Biden itu masih belum diketahui bagaimana akan diformulasikan menjadi kebijakan bila ia benar-benar terpilih jadi Presiden AS. 

Berikut rencana Biden dan Harris dalam mengatasi pandemik COVID-19: 

  • Meningkatkan jumlah orang yang dites per hari dan per minggu dengan cara menambah dua kali lipat tempat untuk pengetesan. Pemerintah akan berinvestasi di tes rapid dan tes yang dapat dilakukan di rumah
  • Membentuk kelompok yang terdiri dari 100 ribu pekerja untuk melacak kasus COVID-19. Kelompok ini akan berkolaborasi dengan masyarakat
  • Mempercepat proses produksi alat pelindung diri seperti face shields dan masker
  • Bekerja sama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk membuat panduan yang jelas di beberapa sektor seperti bisnis, sekolah, dan fasilitas publik lainnya yang hendak dibuka
  • Membuat dan menginvestasikan dana senilai US$25 miliar untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin
  • Melindungi warga yang rentan terpapar COVID-19 seperti lansia dan orang-orang kulit hitam
  • Memulihkan tanggung jawab Gedung Putih untuk memantau risiko perkembangan kesehatan global
  • Mendorong agar semua negara bagian memberlakukan kebijakan wajib mengenakan masker

2. Joe Biden mulai mendapat pengawalan setara Presiden AS

Capres dari Partai Demokrat, Joe Biden (ANTARA FOTO/REUTERS/Bastiaan Slabbers)

Sementara, meski belum diumumkan resmi sebagai pemenang, Paspampres AS mengirim lebih banyak agen untuk mengawal capres Joe Biden. Stasiun berita CNN melaporkan hal ini merupakan langkah jaga-jaga bila Biden resmi dinyatakan sebagai Presiden terpilih selanjutnya. 

Informasi itu diperoleh CNN dari dua sumber anonim dan satu penegak hukum. Tambahan agen pengamanan itu mulai dilakukan sejak Kamis kemarin. 

Selain itu, paspamres mulai memberlakukan pembatasan area udara yang berada di rumah Joe Biden. 

"Sebenarnya ini sesuatu yang sudah bisa diprediksi sebelumnya. Tetapi, sesungguhnya sedikit terlambat. Sesungguhnya, pengetatan pengamanan seharusnya sudah dilakukan sejak malam pemilu," ungkap seorang penegak hukum senior. 

Tetapi, paspamres bertindak secara hati-hati karena tidak ingin terlihat membuat keputusan dari pemilu. 

Baca Juga: Dekati Kemenangan, Joe Biden Dapat Pengamanan Setara Presiden AS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya