TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[UPDATE] AS Diklaim Sedang Lalui Fase Transisi Pandemik COVID-19

Lebih dari separuh populasi di AS pernah terpapar COVID-19

Salah satu staf Kepresidenan Amerika Serikat di bidang kesehatan, Dr. Anthony Fauci. (Instagram.com/doc.fauci)

Jakarta, IDN Times - Direktur Lembaga Penyakit Menular dan Alergi, Dr. Anthony Fauci, menyampaikan pernyataan kontroversial ketika diwawancarai pada program "News Hour" yang tayang di stasiun PBS. Fauci menyebut Amerika Serikat sudah berhasil melewati fase pandemik COVID-19. 

"Artinya, kini kita tidak lagi menghadapi situasi di mana kasus harian bertambah 900 ribu setiap hari, puluhan ribu orang dirawat di rumah sakit dan ribuan jiwa mengalami kematian. Kita saat ini sedang berada di tingkat (kasus) yang rendah. Jadi, bila Anda menanyakan apakah kita sudah keluar dari fase pandemik, maka jawabannya iya," ungkap Fauci pada 26 April 2022. 

Namun, ketika ia diwawancarai stasiun berita CNN, pria yang juga menjadi staf khusus medis Presiden Joe Biden itu, meminta agar pernyataannya tidak disalahartikan. Fauci tegas menyebut pandemik COVID-19 belum berakhir. 

"Jangan sampai semua orang mendapatkan pemahaman yang keliru bahwa pandemik telah usai. Saat ini kita justru sedang berada di fase yang berbeda dari pandemik. Sebuah fase yang disebut transisi," tutur Fauci dalam klarifikasinya. 

Pada fase itu, kata dia, diharapkan masyarakat bisa kembali pelan-pelan memegang kendali hidupnya. Sehingga, mereka bisa kembali ke rutinitas ketika sebelum pandemik seperti kegiatan sekolah, ekonomi dan kemasyarakatan, tanpa adanya gangguan. 

Fauci pun mencatat saat ini masih terjadi kenaikan kasus harian di Negeri Paman Sam. Meski tingkat kenaikannya tidak setinggi ketika AS dilanda badai varian Omicron. 

"Jadi, yang perlu kita lakukan adalah tetap waspada, ikuti panduan CDC, dan lakukan hal-hal yang dapat melindungi Anda, seperti lakukan vaksinasi," katanya. 

Lalu, bagaimana situasi pandemik COVID-19 di AS sekarang ini?

Baca Juga: [UPDATE] AS Cetak Rekor, dalam Sehari Ada 1 Juta Kasus COVID-19

1. Kasus harian COVID-19 di AS bertambah lebih dari 49 ribu

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Mengutip data dari World O Meter per Jumat (29/4/2022), selama 24 jam terakhir jumlah kasus COVID-19 di Amerika Serikat bertambah 49.091. Maka, akumulasi orang yang telah terpapar COVID-19 mencapai 82,9 juta. 

Sementara, kasus kematian harian bertambah 137 jiwa. Maka, akumulasi warga yang meninggal dunia akibat COVID-19 di Negeri Paman Sam menjadi 1.019.982. 

Di sisi lain, sejumlah pelonggaran sudah mulai diberlakukan di AS. Salah satunya warga di negara bagian Florida sudah tak lagi perlu memakai masker, ketika menumpang transportasi umum. 

Stasiun berita BBC, 19 April 2022 melaporkan Hakim Distrik di Florida, Kathryn Kimball Mizelle, menganulir instruksi Presiden Biden yang mewajibkan semua warga mengenakan masker saat menumpang transportasi umum, mulai dari pesawat terbang hingga kereta api.

Menurut Mizelle, badan kesehatan nasional publik melampaui kewenangannya untuk mewajibkan warga agar mengenakan masker. 

Padahal, CDC merekomendasikan agar warga tetap mengenakan masker hingga 3 Mei 2022. Putusan Jaksa Mizelle itu disambut meriah oleh pengguna pesawat. Beberapa pengguna media sosial melaporkan pengumuman itu disampaikan pramugari ketika tengah mengudara. 

Sejumlah penumpang pun langsung mencopot masker mereka usai mendengar pengumuman tersebut. 

2. Studi menunjukkan lebih dari separuh populasi di AS terinfeksi COVID-19

Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, saat masih melangsungkan kampanye Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 pada bulan Oktober 2020 lalu. (Facebook.com/

Sementara, berdasarkan studi yang dirilis CDC pada 26 April 2022, menunjukkan lebih dari separuh populasi di AS sudah pernah terinfeksi COVID-19. Setidaknya sekali. Bahkan, penduduk usia anak-anak pun, menurut studi tersebut, sebanyak 75 persen di antaranya juga terpapar virus corona. 

Kenaikan signifikan terjadi ketika varian Omicron melanda AS. Sebelum Omicron ditemukan di AS pada Desember 2021, sepertiga penduduk di sana tertular COVID-19. 

Namun, pada Desember 2021 hingga Februari 2022, sebanyak 75,2 persen anak usia 11 tahun dan lebih muda, telah terpapar COVID-19. Hal itu diketahui berdasarkan temuan adanya antibodi di darah mereka. 

Sementara, remaja berusia 12 hingga 17 tahun, sebanyak 74,2 persen di antaranya sudah memiliki antibodi. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pada September 2021 hingga Desember 2021 yang memiliki antibodi 45,6 persen. 

Menurut peneliti studi itu, Kristie Clarke, meski sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19, bukan berarti masyarakat terlindungi sepenuhnya dan berpeluang terinfeksi kembali. 

Baca Juga: Wakil Presiden AS Kamala Harris Kena COVID-19, Sempat Kontak Erat Biden?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya