TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

China Minta Uni Eropa Lebih Objektif soal Aturan PCR 

Uni Eropa dianggap tidak adil dalam menentukan aturan

Ilustrasi. Pengoperasian laboratorium PCR COVID-19. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

Jakarta, IDN Times - China geram karena sejumlah negara di dunia menerapkan aturan baru khusus untuk pelancong dari China. Beberapa dari negara ini adalah negara anggota Uni Eropa.

“Uni Eropa harus lebih banyak mendengarkan ‘suara-suara’ rasional dan memperlakukan pencegahan dan pengendalian epidemi China secara objektif dan adil,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (7/1/2023).

Baca Juga: China Ancam Bakal Balas Negara yang Terapkan Tes COVID Bagi Warganya

Baca Juga: Kasus COVID-19 di China Melonjak, Dubes RI Pastikan WNI Aman 

1. China bakal balas dendam

Petugas medis dengan alat pelindung diri melakukan uji usap pada pelajar sekolah menengah di lokasi uji asam nukleat, menyusul kasus baru virus corona (COVID-19), di Fuzhou, provinsi Fujian, China, Rabu (15/9/2021) (ANTARA FOTO/cnsphoto/via REUTERS)

Mao mengatakan, China bakal membalas sejumlah negara yang menerapkan kebijakan tes COVID-19 bagi warganya saat melancong ke luar negeri. Menurut otoritas Negeri Tirai Bambu, kebijakan tes COVID-19 bagi pendatang dari China tidak didasari pertimbangan sains, tetapi politis dan diskriminatif. 

"Beberapa negara yang telah mengambil kebijakan pembatasan dan hanya menyasar pelancong dari China. Kebijakan yang tak didasarkan alasan sains dan penerapannya sangat tidak bisa diterima," ungkapnya lagi.

Baca Juga: Negara Uni Eropa Diminta Wajibkan PCR bagi Pelancong dari China 

2. Indonesia tidak batasi kedatangan pelancong dari China

Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (dok. Angkasa Pura II)

Sementara, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, memastikan pemerintah saat ini tidak melakukan pengetatan pembatasan perjalanan bagi warga. Meskipun varian Omicron BF.7 atau BA.5.2.1.7 yang bermula dari China, sudah masuk ke Indonesia. 

Tercatat, sudah ada 15 kasus Omicron BF.7 di Tanah Air. Sebanyak tujuh kasus terdeteksi di DKI Jakarta, tujuh di Bali, dan satu di Jawa Barat. Bahkan, menurut Budi, kasus pertama BF.7 terdeteksi di Pulau Dewata sejak 14 Juli 2022.

"BF.7 sudah ada 15 kasus dan tidak ada pergerakan naik. Jadi, kami merasa ya tidak perlu lagi mengetatkan, mengurangi, membatasi kegiatan masyarakat, karena imunitas sudah tinggi," ungkap Budi, Selasa, (3/1/2023) lalu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya