TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertama Kalinya, Korut Laporkan Nol Kasus COVID dalam 1 Hari Terakhir

Korut klaim jadi negara dengan kematian terendah di dunia

Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-Un (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Tangerang Selatan, IDN Times - Korea Utara (Korut) melaporkan tidak ada kasus demam terbaru pada sabtu (30/7/2022). Klaim tersebut disampaikan setelah Korut melaporkan kasus pertama dan menerapkan lockdown pada pertengahan Mei.

Pusat Antiepidemi Darurat Korut melaporkan, pihaknya telah menemukan nol kasus pasien demam dalam periode 24 jam terakhir, kata media pemerintah KCNA.

Adapun total kasus sekitar 4,8 juta dan sekitar 99,99 persen pasien telah pulih sepenuhnya. Hanya 74 orang meninggal akibat Covid-19, sehingga Korut diklaim memiliki tingkat kematian terendah di dunia, yakni 0,00016 persen.

Baca Juga: Kim Jong Un: Korut Siap Perang dengan AS dan Korsel 

1. Ahli sebut data kematian rendah di Korut merupakan hal yang mustahil  

Shin Young-jeon, profesor di sekolah kedokteran Universitas Hanyang di Seoul, mengatakan bahwa jumlah kematian yang rendah itu hampir mustahil untuk dicapai, dikutip dari Al Jazeera.

“Ini bisa disebabkan oleh kombinasi dari kurangnya kapasitas pengujian, masalah penghitungan mengingat fakta bahwa orang tua memiliki peluang lebih tinggi untuk meninggal akibat COVID-19 sebagian besar dari rumah, dan alasan politik bahwa kepemimpinan tidak ingin mempublikasikan jumlah kematian yang besar,” kata Shin.

Sejak awal, para ahli penyakit menular meragukan pernyataan resmi Korut ditengah tidak ada data independen disana. World Health Organization (WHO) mengatakan, pihaknya yakin situasi di Korut bukan menjadi lebih baik, melainkan semakin buruk.

Kekhawatiran makin meningkat karena sedikitnya warga Korut yang divaksinasi, disusul dengan isu kekurangan gizi, dan sistem kesehatan yang bobrok di Korut.

“Kekuatan organisasi dan persatuan yang unik bagi masyarakat (Korut) sepenuhnya ditampilkan dalam perjuangan untuk membawa kemenangan dalam kampanye antiepidemi darurat dengan sepenuhnya melaksanakan kebijakan antiepidemi partai dan negara,” Kantor Berita Pusat Korea resmi mengatakan pada hari Sabtu.

Awal bulan ini, Pyongyang mengatakan sedang berada di jalur mengakhiri wabah. Hal itu disampaikan ketika China tengah hadapi wabah subvarian dari Omicron.

2. Korut dinilai tidak berani umumkan kemenangan atas COVID-19 karena China

Pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un (ANTARA FOTO/Yonhap via REUTERS)

Melansir Reuters, Korut pekan lalu mengadakan acara publik besar-besaran di Pyongyang sebagai indikasi meredanya wabah. Sekitar ribuan veteran perang yang lansia dan pejabat lainnya berkumpul merayakan ulang tahun ke-69 atas berakhirnya Perang Korea. 

Shin Young-jeon mengatakan, Korut sadar bahwa nol kasus bukan berarti tidak ada COVID-19 karena adanya potensi kasus tanpa gejala. Oleh sebab itu, Pyongyang mungkin secara resmi tidak akan mengumumkan telah berhasil mengatasi pandemik.

“Media pemerintah Korut telah menggunakan ekspresi seperti memenangkan pertarungan antivirus. Satu-satunya ekspresi lain yang dapat mereka gunakan sekarang adalah menyatakan bahwa virus corona telah sepenuhnya dihilangkan dari wilayahnya,” kata Shin. 

“Tetapi jika kasus baru muncul lagi, Korut akan kehilangan mukanya," tambahnya.

Korut juga dinilai sulit untuk mengumumkan kemenangan, mengingat sekutunya yakni China belum umumkan kemenangan atas pandemik, kata Lee Yo Han yang merupakan profesor Universitas Ajou di Korea Selatan.

Baca Juga: 66,5 Persen Pasien COVID-19 di Indonesia Sudah Mengalami Long COVID

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya