Donald Trump Provokasi Massa untuk Bertarung Demi Kemenangannya
Dari protes virtual berubah jadi demonstrasi beneran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kericuhan di Gedung Capitol, Amerika Serikat (AS) merupakan puncak dari provokasi Donald Trump atas kekalahannya pada pemilu 2020 lalu. Politikus Partai Republik itu selalu menyebut bahwa Biden mencuri periode keduanya dengan kecurangan.
Pada 20 Desember 2020 silam, Trump mencuit pernyataan yang seolah-olah memiliki basis kemenangan kuat. “Secara statistik tidak mungkin kalah dalam Pemilu 2020,” tulisnya.
Namun, beberapa hari terakhir, pejabat Georgia Brad Raffensperger mengungkapkan bahwa data yang dimiliki oleh Trump tidak benar. Politikus berlatar pengusaha itu meminta Raffensperger, entah bagaimana caranya, untuk mengubah hasil pemilu di Georgia.
“Permasalahan yang Anda miliki adalah kekeliruan data,” kata Raffensperger membalas permintaan Trump pada sambungan telepon yang menjadi tajuk pemberitaan sejak Senin (4/1/2021).
Baca Juga: Capitol Rusuh, Twitter dan Facebook Tutup Sementara Akun Donald Trump
1. Trump meminta seluruh pendukungnya untuk menggelar protes di Capitol
Dilansir dari USA Today, Trump hadir di tengah kerumunan massa untuk menyampaikan keluhan kepada ribuan pendukungnya. Trump hanya mengulangi pernyataan yang selama ini telah dia sampaikan melalui media sosial.
“Kami tidak akan pernah menyerah, kami tidak akan pernah menyerah,” kata Trump pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Dia menambahkan, “Kami akan berjalan ke Capitol dan kami akan mendukung senator pemberani kami dan anggota Kongres dan wanita.”
Trump bahkan menyudutkan rekannya, Wakil Presiden Mike Pence, karena menerima hasil pemilu. “Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara dan konstitusi kita,” cuit Trump.
Baca Juga: Pendukung Trump Serbu Gedung Capitol, Kongres Sahkan Kemenangan Biden