Malaysia Pakai 4 Fase untuk Keluar dari Pandemik COVID-19, Apa Saja?
Bila sesuai rencana, November kegiatan Malaysia sudah normal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin mengumumkan empat fase Malaysia keluar dari pandemik COVID-19. Rencana itu disampaikan setelah Muhyiddin bertemu dengan Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah pada Selasa (15/6/2021).
Melalui pidato yang disiarkan televisi, Muhyiddin meluncurkan Rencana Pemulihan Nasional yang memproyeksikan Malaysia, secara bertahap, akan membuka kembali sektor ekonomi, sosial, dan juga parlemen mulai September 2021.
"Kita tidak bisa terus seperti ini. Kita harus keluar dari krisis ini sesegera mungkin," kata Muhyiddin dikutip dari The Straits Times.
Pada kesempatan yang sama, dia juga mengatakan bahwa kebijakan penguncian nasional baru-baru ini merugikan pemerintah Rp3,4 triliun dalam sehari. Agenda ekonomi dalam skala besar akan kembali beroperasi mulai Oktober.
Baca Juga: Mengintip Biaya Haji di Malaysia, Lebih Mahal Mana dengan Indonesia?
1. Syarat fase ketiga: Kasus harian di bawah 2.000 dan 40 persen populasi sudah divaksinasi
Penguncian nasional saat ini, untuk yang ketiga kalinya, merupakan fase pertama dari. Fase ini akan berakhir ketika kasus harian relatif menurun, sehingga karantina wilayah bisa dilonggarkan.
Fase kedua akan dimulai ketika kasus harian di bawa 4.000 dan sekitar 10 persen telah divaksinasi. Kendati sejumlah aturan telah dilonggarkan, pemerintah masih melarang aktivitas pada sektor sosial dan perjalanan. Fase ini diperkirakan dimulai pada Juli dan Agustus.
Fase selanjutnya, ketiga, dijadwalkan mulai akhir Oktober. Pada babak ini, aktivitas ekonomi mulai dibuka kembali, meski batasan pada sektor sosial tetap berlaku. Syarat memasuki fase ketiga adalah kasus harian di bawah 2.000 dan 40 persen dari populasi sudah divaksinasi penuh.
Baca Juga: Malaysia Lockdown, TKI yang Pulang ke Semarang Wajib Kumur Air Garam
Baca Juga: Oposisi Malaysia: Pemerintah Gunakan Lockdown untuk Perkuat Rezim