Pemugaran Taman Yerusalem, Israel Akan Caplok Tanah Suci Umat Kristen
Aksi ini dinilai bisa picu krisis Israel dan gereja dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pejabat Israel sedang menyiapkan rencana pemugaran taman nasional yang akan mencaplok tanah gereja dan tempat suci umat Kristen di wilayah Yerusalem Timur. Rencananya, Taman Nasional Tembok Yerussalem akan diperluas hingga mencakup sebagian besar Bukit Zaitun, yang membentang dari Kidron hingga Lembah Ben Hinom.
Surat kabar The Times of Israel melaporkan, para pejabat gereja dan kelompok hak asasi manusia (HAM) menyebut rencana itu sebagai perebutan kekuasaan dan ancaman bagi penganut Kristen di tanah sucinya.
Penentang rencana itu juga menyoroti hubungan antara Otoritas Alam dan Taman Israel (INPA), institusi yang mendukung rencana pemugaran, dengan kelompok nasionalis yang bekerja untuk meningkatkan kehadiran pemukim Yahudi di wilayah Yerusalem Timur.
Baca Juga: Penggusuran di Yerusalem Timur, UE: Secara Hukum itu Ilegal
1. Pihak Kristen sudah mengajukan keberatan
Dikutip dari Middle East Eye, Patriark Ortodoks Yunani Yerusalem Theopolis III, Penjaga Gereja Katolik Tanah Suci Francesco Patton, dan Patriark Armenia Yerusalem telah mengirim surat ke otoritas terkait untuk menentang rencana ekspansi tersebut.
Sementara itu, Danny Seidemann, ahli Yerusalem dan pendiri pengawas Yerusalem Terestrial, mengatakan bahwa rencana ini dapat memicu keretakan dan krisis antara Israel dan gereja-gereja di dunia sejak 1948.
Sebagai informasi, Taman Nasional Tembok Yerusalem pertama kali dibuka pada 1970-an. Pada masa awal pembangunan, pemerintah menghindari sebagian besar Bukit Zaitun yang merupakan situs suci umat Kristen, termasuk Biara Suster Bridgettine, Gereja Viri Galilaei, Gua Getsemani, dan Taman dari para Rasul.
Pemerintah sempat merencanakan pembangunan tahap dua, yang pada akhirnya ditunda karena sensitivitas lahan.
Baca Juga: Pendeta Yerusalem: Kristen Sengsara di Bawah Ekstrimis Zionis!