TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO: Belum Saatnya Deklarasi Kemenangan atas Pandemik COVID-19

WHO sayangkan kebijakan terbaru Denmark

Bendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (who.int)

Jakarta, IDN Times – World Health Organization (WHO) memperingatkan bahwa terlalu dini bagi kita untuk menyatakan kemenangan atas COVID-19. Dia juga meminta supaya pemerintah tidak menghentikan segala upaya untuk menekan penularan.

"Masih terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan. Virus ini berbahaya, dan terus berkembang bahkan di hadapan kita sendiri,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Selasa (1/2/2022) dikutip dari AFP.

Baca Juga: WHO: Omicron Bisa Mengancam Nyawa!

Baca Juga: WHO Sebut Ancaman Pandemik COVID-19 Bisa Berakhir Tahun Ini

1. WHO sayangkan keputusan Denmark dan beberapa negara yang buka pembatasan

ilustrasi markas pusat di WHO, Jenewa, Swiss (who.int)

Komentar Tedros merupakan tanggapan atas kebijakan Denmark, sebagai negara Uni Eropa pertama, yang mencabut semua pembatasan COVID-19 di dalam negeri. Padahal, infeksi corona masih terus meningkat

"Kami prihatin dengan narasi yang beredar di beberapa, bahwa karena vaksin dan Omicron yang menular tapi keparahannya rendah, maka mencegah penularan menjadi hal yang tidak mungkin dan tidak lagi diperlukan,” ujar mantan Menteri Kesehatan Ethiopia itu.

"Faktanya menunjukkan bahwa lebih banyak penularan COVID-19, lebih banyak kematian,” tambah dia.

2. WHO khawatir negara-negara menjadi latah dengan pembukaan pembatasan

Ilustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengakui, di beberapa negara dengan sistem kesehatan yang kuat dan cakupan vaksinasi yang luas, menghapus pembatasan adalah keputusan yang masuk akal.

Namun, dia meminta negara tersebut untuk memastikan kapasitas infrastruktur kesehatan jika kasus melonjak. Selain itu, dia juga berharap pemerintah dapat bersikap fleksibel sesuai tren penularan dan kematian.

"Negara-negara yang membuat keputusan untuk membuka diri perlu memastikan bahwa mereka memiliki kapasitas untuk kembali pada tindakan-tindakan cepat dengan penerimaan masyarakat,” imbau Ryan.

"Kalau membuka pintu dengan cepat, (harusnya) bisa juga menutupnya dengan cepat juga,” demikian analogi Ryan, dilansir dari The Straits Times.

Baca Juga: WHO Terbitkan Rekomendasi Obat COVID-19 Molnupiravir Awal Februari

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya