TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO Sebut Data Uji Klinis Sinovac Meragukan tapi Efektif untuk Dewasa

WHO akan tinjau Sinovac untuk platform COVAX

Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Jakarta, IDN Times - World Health Organization (WHO) menilai vaksin Sinovac efektif untuk mencegah penularan COVID-19 pada orang di bawah 60 tahun. Namun, WHO mengkritisi kualitas data terkait risiko efek samping dari vaksin buatan Tiongkok itu.

Para ahli independen dalam Kelompok Penasihat Strategis (SAGE) WHO meninjau suntikan Sinovac pada uji klinis fase 3 di Tiongkok, Brasil, Indonesia, Turki dan Chili. Penilaian ulang dilakukan oleh SAGE WHO menyusul keraguan tim tersebut terhadap data hasil uji klinis vaksin Sinopharm.

Baca Juga: [LINIMASA] Kemajuan Vaksin COVID-19 Terkini di Dunia

1. Keraguan terhadap kualitas data tidak mengurangi efikasi vaksin

Lokasi kantor Sinovac (www.sinovac.com)

Dilansir dari Al Jazeera, tim ahli tidak menaruh keraguan soal efikasi dari dua vaksin tersebut, meski mereka mengkritisi datanya. Sejauh ini, vaksin Sinovac telah digunakan di 32 negara, dengan lebih dari 260 juta dosis terdistribusi.

"Kami sangat yakin bahwa dua dosis CoronaVac (merek vaksin Sinovac) berkhasiat dalam mencegah PCR yang dikonfirmasi COVID-19 pada orang dewasa (18-59 tahun)," kata SAGE dalam penilaian yang diunggah dalam laman WHO.

Baca Juga: 5 Fakta Sinovac, Salah Satu Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesia

2. Detail tentang keraguan WHO terhadap vaksin Sinovac

Tampilan kemasan vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech (Tangkapan layar YouTube Kemenkes)

Beberapa kesenjangan data yang menjadi sorotan SAGE WHO adalah keamanan untuk perempuan hamil, keamanan bagi orang lanjut usia, keamanan bagi komorbid, dan evaluasi efek samping yang jarang terdeteksi pasca vaksin memperoleh izin penyuntikan.

Para ahli mengatakan, mereka memiliki tingkat keyakinan sedang, bahwa potensi efek samping yang serius sangatlah rendah pada orang berusia 59 tahun ke bawah. Tetapi, mereka memiliki tingkat kepercayaan yang rendah, terkait klaim atas risiko yang rendah untuk orang lanjut usia (di atas 60 tahun).

“Kami memiliki kepercayaan rendah, pada bukti bahwa potensi risiko serius pada individu dengan penyakit penyerta atau kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko COVID-19, setelah satu atau dua dosis CoronaVac,” tambah tim ahli.

Baca Juga: Vaksin Sinovac vs AstraZeneca, Ampuh Mana? 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya