TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Joe Biden Didesak Cegah Normalisasi Negara Arab dengan Suriah

Parlemen sebut Assad buruk bagi rakyat sipil

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (pixabay.com/Michael Luenen)

Jakarta, IDN Times - Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) telah meminta Presiden Joe Biden untuk mencegah pemerintah Suriah Bashar Al-Assad menormalisasi hubungannya dengan dunia internasional, terutama negara-negara Arab.

Mereka menyatakan keprihatinan karena sejumlah sekutu Washington di Timur Tengah terus menormalkan hubungan dengan Assad tanpa ada penolakan dari AS.

"Kami prihatin bahwa sejumlah mitra Arab kami terus meningkatkan hubungan formal dan informal mereka dengan rezim Assad, termasuk pendirian pos-pos diplomatik resmi dan tawaran diplomatik yang dirilis secara publik," kata para anggota parlemen, dikutip dari Middle East Eye, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga: Palestina Dukung Negara Arab Normalisasi Hubungan dengan Suriah

1. Meminta Biden berikan konsekuensi 

Dilansir The Syrian Observer, para senator dan anggota kongres meminta Biden untuk memberikan konsekuensi bagi negara yang ingin menormalkan hubungan dengan pemerintah Assad. Alasannya, Assad dikenal sebagai pemerintah yang otoriter dan berbahaya bagi rakyat sipil, seperti yang sudah terjadi di masa lampau.

"Persetujuan diam-diam dari keterlibatan diplomatik formal dengan rezim Suriah menjadi preseden berbahaya bagi otoriter yang berusaha melakukan kejahatan serupa terhadap kemanusiaan," kata mereka.

Suriah dikeluarkan dari Liga Arab ketika gelombang protes Arab Spring pecah pada 2011 silam. Peristiwa itu disusul oleh perang saudara, yang dipicu oleh penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah, dan telah menewaskan lebih dari 500 ribu orang serta jutaan lainnya mengungsi. 

2. Beberapa negara sudah memulihkan hubungannya dengan Suriah 

Ilustrasi bendera Suriah berkibar (usip.org)

Selama bertahun-tahun, Suriah telah diisolasi dari komunitas internasional. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara Arab telah memulihkan hubungan diplomatik dengannya. Hal itu memungkinkan Suriah untuk aktif kembali dalam forum regional. 

Uni Emirat Arab menjadi negara pertama yang membuka kembali kedutaannya di Damaskus pada Desember 2018, setelah memutuskan hubungan pada 2012. Oman juga telah mengembalikan duta besar ke Suriah pada Oktober lalu.

Salah satu langkah terbesar hingga saat ini adalah pernyataan bahwa Damaskus akan menjadi tuan rumah Konferensi Energi Arab 2024. Konferensi itu akan mempertemukan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak Arab (OAPEC) di ibu kota Suriah.

Baca Juga: Kronologi Warga Turki Bakar 3 Pengungsi Suriah sampai Meninggal Dunia

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya