TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pejabat PBB: Pemilu Libya Bisa Dijadwalkan Ulang pada Juni

Sekjen PBB serukan pelaksanaan pemilihan secepatnya

Stephanie Williams, penasihat khusus PBB untuk Libya (twitter.com/SMM Libya)

Jakarta, IDN Times - Pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephanie Williams, mengatakan pihaknya terus berusaha untuk mendorong Libya mengadakan pemilihan pada bulan Juni mendatang, sebagaimana yang dikutip dari AP, Selasa (18/1/2022).

Hal itu dilakukan mengingat negara tersebut melewati tenggat pemilihan yang seharusnya dilaksanakan pada 24 Desember lalu, untuk memilih presiden pertamanya usai penggulingan Moammar Ghadafi pada tahun 2011 silam.

Williams yang juga menjabat sebagai penasihat khusus PBB untuk Libya mengatakan, sangat masuk akal dan memungkinkan bagi 2,8 juta pemilih negara itu untuk memberikan suara mereka pada Juni, sejalan dengan road map 2020 yang ditengahi PBB.

1. Sekjen PBB serukan untuk adakan pemilihan secepat mungkin 

Sekjen PBB, Antonio Guterres (twitter.com/UN Spokesperson)

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan PBB mengatakan, sangat penting agar semua pihak Libya fokus pada penyelenggaraan pemilihan presiden dan parlemen yang bebas, adil, inklusif dan kredibel sesegera mungkin.

Menurutnya, keinginan 2,8 juta warga Libya yang telah mendaftar untuk memilih harus dihormati, dan otoritas serta lembaga Libya sekarang harus bekerja sama untuk mengatasi masalah mendasar yang mengakibatkan penundaan. Mereka juga harus menciptakan kondisi politik dan keamanan yang diperlukan untuk mengadakan pemilihan presiden dan parlemen tanpa penundaan.

Libya gagal menyelenggarakan pemilihan presiden pertamanya pada 24 Desember sesuai jadwal. Hal itu menjadi pukulan besar bagi upaya internasional untuk mengakhiri kekacauan selama satu dekade di negara Mediterania yang kaya minyak itu.

Baca Juga: Delegasi PBB di Libya Mundur Sebelum Pemilihan Dimulai

Williams, yang telah memimpin upaya PBB untuk mengakhiri serangan kekerasan terbaru di Libya pada 2020, mengatakan pemilihan diperlukan di negara itu untuk memberikan kepercayaan kepada lembaga-lembaga negara.

“Semua institusi mengalami krisis legitimasi. Saya tidak melihat jalan keluar lain untuk Libya selain proses politik yang damai,” kata Williams, dikutip dari Arab News.

Williams mendesak anggota parlemen yang berkumpul pada hari Senin di kota timur Tobruk untuk menyepakati proses dan waktu yang jelas dan tidak menciptakan proses yang statis. Menurutnya, mereka harus memikul tanggung jawab yang besar saat ini untuk menghormati keinginan rakyat Libya yang mendaftar untuk memilih.

“Warga Libya ingin mengakhiri masa transisi panjang yang dialami negara ini sejak peristiwa 2011,” kata Williams.

2. Pemilihan dapat menjadi alat untuk akhiri krisis di Libya 

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Putra Muammar Gaddafi Resmi Jadi Calon Presiden Libya

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya