Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan AS

Tiongkok menuding AS yang keluar dari komitmen

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian merespon kekhawatiran Indonesia atas perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Dalam beberapa bulan terakhir,  kembali menjadi isu hangat karena dinilai akan berpengaruh pada perekonomian secara global, terutama negara-negara yang berhubungan langsung dengan kedua negara tersebut, termasuk Indonesia.

"Ini jadi di media dan lembaga think tank Indonesia. Banyak teman di Indonesia khawatir bahwa meningkatnya gesekan perdagangan akan membawa dampak negatif pada ekonomi dunia, termasuk ekonomi Indonesia. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperjelas posisi kami," tutur Xiao Qian dalam Annual Iftar di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (24/5).

Berikut ialah 5 hal pernyataan sikap resmi Tiongkok yang disampaikan Xiao QIan:

1. Tiongkok menyatakan, gesekan perdagangan diprakarsai oleh pihak AS

Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan ASANTARA FOTO/REUTERS/Juan Medina

Pada April tahun lalu, pihak AS pertama kali mengumumkan tarif tambahan untuk ekspor Tiongkok ke AS. Tiongkok segera merespons. "Sejak saat itu, pihak AS terus mengancam kami dan memberlakukan beberapa putaran tarif tambahan selama konsultasi ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS," tutur Xiao Qian.

Pada awal Mei tahun ini, kata dia, pihak AS memberlakukan tarif tambahan 25 persen atas produk-produk Tiongkok senilai US$200 miliar dan mengancam akan mengenakan tarif pada sekitar US$300 miliar produk-produk Tiongkok lainnya.

"Alasan AS, posisi mundur Tiongkok menyebabkan kemunduran dari konsultasi. Itu merupakan tuduhan yang salah," tegas Xiao Qian.

Pihak Tiongkok, kata dia, telah mengambil tindakan pencegahan yang tegas dan melakukan serangan balik yang sah terhadap "tindakan yang tidak masuk akal dari pihak AS. Ini untuk membela hak dan kepentingan kita yang sah, juga untuk mempertahankan multilateralisme dan rezim perdagangan bebas."

Dia mengatakan meningkatnya gesekan perdagangan baru-baru ini juga disebabkan oleh unilateralisme perdagangan yang ceroboh dan penindasan oleh pihak AS. Menurutnya, AS mengancam Tiongkok dengan tekanan ekstrem, meminta harga tinggi dan melanggar janji selama pembicaraan perdagangan.

2. Tiongkok membantah tudingan AS bahwa mereka mundur dalam pembicaraan perdagangan

Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan AS(Dubes Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian) IDN Times/Anata

AS menuduh Tiongkok mundur dalam pembicaraan perdagangan. "Tetapi jika Anda melihat liputan media sebelumnya tentang 11 putaran pembicaraan perdagangan, Anda akan melihat dengan jelas pihak mana yang telah flip-flop selama ini," ujar Xiao Qian.

Pada Mei tahun lalu, lanjut dia, Tiongkok dan AS mencapai konsensus tentang perdagangan dan mengeluarkan pernyataan bersama di Washington D.C. Tetapi hanya beberapa hari kemudian, pihak AS meninggalkan konsensus.

Lalu pada Desember tahun lalu, kedua belah pihak mencapai konsensus mengenai nilai pembelian Tiongkok dari AS. Akan tetapi, menurut dia, dalam pembicaraan berikutnya pihak AS secara sepihak menolak perjanjian dan meminta lebih banyak.

"Bukan Tiongkok, melainkan AS yang mundur dan melanggar komitmen. Bukan Tiongkok yang mudur, AS yang mundur," ulang Xiao Qian menegaskan.

Baca Juga: Indonesia Bisa Ambil Untung dari Proyek OBOR Tiongkok dengan 4 Cara 

3. Tiongkok berkomitmen kuat untuk melindungi kepentingannya yang sah

Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan ASANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Xiao Qian mengatakan Tiongkok memberikan prioritas utama untuk menyelesaikan masalah dan perselisihan dalam hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS. Terlepas dari ancaman tarif AS, menurutnya, Tiongkok telah melakukan 11 putaran konsultasi ekonomi dan perdagangan dengan AS.

Menurutnya Tiongkok berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan melalui dialog dan konsultasi, dan berharap untuk mencapai kesepakatan yang win-win berdasarkan azas saling menghormati.

"Perkembangan ekonomi dan hubungan perdagangan Tiongkok-AS yang kokoh tidak hanya untuk kepentingan mendasar kedua bangsa, tetapi juga harapan bersama masyarakat internasional," ujarnya.

Tiongkok memiliki tekad dan kemampuan untuk memperjuangkan kepentingannya yang sah secara legal dan merupakan valid sebagai hak. Saat ini, menurutnya, fundamental ekonomi Tiongkok dalam kondisi baik.

"Kami memiliki sistem industri yang komprehensif dan pasar domestik yang besar. Kami memiliki cukup alat kebijakan sebagai cadangan, dan kami siap untuk menghadapi tantangan."

4. Tiongkok siap berperang tapi berharap AS kembali ke jalur konsultasi dan negosiasi

Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan ASREUTERS via ANTARANEWS

Dalam menghadapi tekanan ekstrem dari pemerintah AS dan penggunaan tarif tambahan yang sewenang-wenang, kata Xiao Qian, sikap Tingkok sudah jelas.

"Kami bersedia berbicara, tetapi siap untuk berperang. Tidak akan ada pemenang dalam perang dagang. Tiongkok tidak menginginkan perang. Tetapi kita tidak takut akan hal itu. Dalam keadaan tertentu, kita tidak punya pilihan selain bertarung," tegasnya.

Bagaimana pun Tiongkok menilai, penerapan tarif tidak akan menyelesaikan masalah apa pun, "dan dengan memulai perang dagang, AS akan melakukan banyak kerusakan pada dirinya sendiri seperti halnya terhadap orang lain."

Pihak Tiongkok masih berharap bahwa pihak AS dapat mengubah arah dan kembali ke "jalur yang benar" yaitu negosiasi dan konsultasi. "Kami berharap bahwa pihak AS dapat melakukan upaya menuju arah yang sama dengan pihak Tiongkok, dan membuat kemajuan dalam negosiasi berdasarkan saling menghormati, kesetaraan dan
kejujuran, sehingga membuat kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak mungkin."

5. Tiongkok berkomitmen terhadap perdagangan bebas dan multilateral

Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan ASIDN Times/Anata

Tiongkok juga menyatakan akan tetap berkomitmen untuk mereformasi dan membuka diri, dan menegakkan prinsip-prinsip perdagangan bebas dan rezim perdagangan multilateral dengan tegas.

"Gesekan antara Tiongkok dan AS tampaknya berkaitan dengan perdagangan, namun secara alami, itu adalah benturan dua kepercayaan. Yang satu adalah tentang keterbukaan dan konektivitas, sementara yang lain tentang pandangan ke dalam dan proteksionisme," kata Xiao Qian.

Pihak Tiongkok, kata dia, menilai unilateralisme dan proteksionisme hanya akan menciptakan lebih banyak masalah alih-alih memperbaiki masalah dalam perdagangan internasional. "Globalisasi adalah tren zaman kita. Tidak ada yang bisa menghentikan atau membalikkannya," imbuhnya.

"Anggota komunitas internasional harus bekerja bersama untuk membuat kue yang lebih besar melalui kerja sama dan berbagi manfaat perdagangan global melalui konsultasi yang ramah."

Baca Juga: Dubes Tiongkok Sampaikan Kemajuan Kerja Sama dalam Kerangka OBOR 

6. Langkah-langkah Tiongkok mempromosikan pertumbuhan ekonomi

Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan ASANTARA FOTO/REUTERS/David Gray

Tahun lalu, Tiongkok merayakan peringatan ke-40 reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Xiao Qian mengatakan dalam 40 tahun terakhir, reformasi dan keterbukaan memberikan pencapaian luar biasa bagi perekonomian Tiongkok.

"Di masa depan, Tiongkok masih membutuhkan reformasi dan pembukaan untuk mempromosikan pertumbuhan (ekonomi) berkualitas tinggi," ujar Xiao Qian.

Selama Forum Belt and Road untuk Kerjasama Internasional ke-2 belum lama ini, Presiden Xi Jinping mengumumkan lima langkah-langkah utama untuk mempromosikan hal tersebut. Tiongkok akan memberikan akses pasar yang lebih besar ke modal asing, meningkatkan impor barang dan jasa, dan memberikan prioritas pada implementasi kebijakan terkait pembukaan. 

Selain itu, Tiongkok juga akan bekerja sama anggota komunitas internasional, termasuk Indonesia, untuk menegakkan aturan dan rezim perdagangan multilateral, dan mengarahkan tatanan perdagangan global kembali ke jalur yang baik sesegera mungkin.

Baca Juga: Sambut Baik Kemenangan Jokowi, Tiongkok Sampaikan 4 Poin Kerja Sama

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya