China Sebut Minyak Mentah Masih Menjadi Sumber Energi Utamanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa China harus mengamankan minyak sebagai sumber utama energinya. Pernyataan yang disampaikan Xi kepada pekerja minyak itu menandakan China masih menggantungkan industrinya terhadap bahan bakar fosil.
Dilansir Bloomberg, pada Kamis (21/10/2021) Xi berkunjung ke ladang minyak di Shengli, provinsi timur Shandong. Ladang minyak tersebut adalah ladang terbesar yang dioperasikan oleh China Petroleum & Chemical atau Sinopec.
"Konstruksi energi minyak sangat signifikan bagi negara kita. Sebagai kekuatan manufaktur utama, China harus mengamankan pasokan energinya di tangannya sendiri," kata Xi.
1. China janji pasokan listrik tetap stabil di tengah transisi energi
Sekalipun China berkomitmen untuk membatasi emisi gas rumah kaca, ungkapan Xi menandakan bahwa Beijing masih menjadikan minyak mentah sebagai sumber utama energi. Bulan lalu, Xi juga mengunjungi pabrik yang mengolah batu bara menjadi bahan kimia di Provinsi Shaanxi.
Sinopec telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin nasional dalam mengembangkan hidrogen sebagai sumber energi bersih.
Para pemimpin China berusaha untuk meminimalkan gangguan karena krisis energi mengguncang pusat manufaktur paling penting di dunia. Pekan lalu, Perdana Menteri, Li Keqiang, berjanji untuk memastikan pasokan listrik ke pabrik-pabrik, setelah mengatakan jalan menuju ekonomi yang lebih hijau perlu didukung oleh pasokan energi yang stabil
Baca Juga: China Kecam Pergerakan Kapal Perang AS dan Kanada
2. China berjanji tidak akan mendanai proyek batu bara di luar negeri
Editor’s picks
Bulan lalu, Xi mengatakan bahwa negaranya tidak akan mendanai proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri. Sebaliknya, China berjanji akan membantu negara-negara berkembang dalam mempromosikan dan meningkatkan energi hijau terbarukan.
“China akan meningkatkan dukungan untuk negara-negara berkembang lainnya dalam mengembangkan energi hijau dan rendah karbon, dan tidak akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negeri,” ujar Xi, dikutip dari Al Jazeera.
Pernyataan Xi mengikuti kebijakan yang sudah diawali Korea Selatan dan Jepang pada awal 2021.
3. Komitmen China dianggap bagus menyambut COP26
China menyampaikan komitmennya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengumumkan rencana untuk menggandakan bantuan keuangan kepada negara-negara miskin. Pada 2024, Washington akan memberikan 11,4 miliar dolar AS (sekitar Rp162 triliun) untuk membantu negara-negara miskin beralih ke energi yang lebih bersih.
Kendati pidato Xi tidak terlalu detail, inisiatif tersebut dapat menjadi momen berharga menjelang COP26, pembicaraan iklim global yang dihelat PBB di Glasgow, Skotlandia pada akhir Oktober.
“Ini adalah momen yang sangat penting,” kata Xinyue Ma, pakar keuangan pengembangan energi di Pusat Kebijakan Pengembangan Global Universitas Boston.
Sejauh ini belum ada perubahan niat dari Xi untuk menghadiri COP26. Dia direncanakan menghadiri pagelaran selama hampir dua minggu itu secara daring.
Baca Juga: Bantah Laporan Uji Coba Rudal Hipersonik, China: Tak Akurat
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.