Kritik Raja di Facebook, Pria di Maroko Divonis Penjara 5 Tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seorang pria asal Maroko dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena mengkritik raja di Facebook. Sebelumnya, pria tersebut mengkritik soal normalisasi hubungan diplomasi antara Maroko dengan Israel.
Said Boukiou dipenjara pada awal pekan ini karena postingan yang mengecam normalisasi dengan cara yang dapat ditafsirkan sebagai kritik terhadap raja, kata pengacaranya, El Hassan Essouni pada Rabu (2/8/2023). El Hassan menambahkan, dia telah mengajukan banding ke pengadilan.
Baca Juga: Maroko Borong Peluncur Roket HIMARS Senilai Rp7,7 Triliun
1. Keputusan pengadilan Maroko dianggap terlalu keras dan tidak masuk akal
Di bawah konstitusi negara Maroko, urusan luar negeri adalah hak prerogatif raja, yaitu Raja Mohammed VI. Maroko dan Israel menormalisasi hubungan pada Desember 2020 sebagai bagian dari Abraham Accords yang didukung Amerika Serikat (AS).
Meskipun Said menyatakan penolakan terhadap hubungan Maroko dengan Israel, dia menyatakan tidak berniat menyinggung raja dengan mengunggah kritikan di Facebook, dilansir The Guardian. Putusan pengadilan Casablanca terhadap Said dianggap keras dan tidak masuk akal.
Postingan di Facebook tertanggal akhir 2020, saat Said tinggal dan bekerja di Qatar. Dia menghapus postingan dan menutup akunnya ketika mengetahui dia dituntut di Maroko, kata pengacaranya El Hassan.
Baca Juga: 12 Fakta Menarik Negara Maroko, Kaya Akan Keberagaman
2. Normalisasi Maroko dengan Israel dianggap sebagai sebuah pengkhianatan
Editor’s picks
Moroccan Action Group for Palestine menggambarkan normalisasi oleh Raja Mohammed VI dengan Perdana Menteri Israel, sebagai bencana dan provokasi terhadap rakyat Maroko. Tak sedikit masyarakat Maroko yang kecewa terhadap keputusan sang raja.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut menjelaskan bahwa Perdana Menteri Israel tidak diterima di negara mereka. Mereka menegaskan bahwa normalisasi dengan Israel adalah pengkhianatan.
Sebaliknya, kelompok itu mengatakan Rabat akan sangat menderita dalam hal sosial, hukum, dan diplomatik jika meneruskan hubungan dengan Israel.
Dilansir Al Mayadeen, kelompok itu menambahkan, "Kunjungan naas yang akan datang datang dalam konteks kembalinya David Govrin sebagai kepala misi diplomatik pendudukan, secara terang-terangan, dan untuk membuktikan keberadaan Zionis di negara kita."
3. Maroko-Israel meningkatkan kerja sama di keamanan, perdagangan, dan pariwisata
Sejak normalisasi hubungan, Maroko dan Israel telah meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk keamanan, perdagangan, dan pariwisata. Keputusan Maroko untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dianggap membahayakan.
Rabat memutuskan hubungan dengan pada 2000 setelah pecahnya intifada Palestina kedua. Hubungan dengan Israel kembali dinormalisasi pada 2020 mengikuti langkah Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Walau begitu, Raja Maroko menyatakan tetap akan mendukung hak-hak rakyat Palestina. Palestina sendiri enggan mengomentari hubungan diplomasi antara Maroko dan Palestina sejauh ini, tulis The Guardian.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.