Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Hapus Aturan Lepas Sepatu di Bandara Setelah 20 Tahun

ilustrasi bandara. (unsplash.com/Phil Mosley)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) resmi menghentikan kebijakan yang mewajibkan para penumpang untuk melepas sepatu mereka saat melewati pemeriksaan keamanan di bandara. Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, mengumumkan bahwa perubahan berskala nasional tersebut mulai pada Selasa (8/7/2025).

Pemerintah AS menyebut perubahan ini bertujuan menyederhanakan dan meningkatkan kenyamanan perjalanan bagi para penumpang. Langkah ini pun mendapat sambutan dari industri penerbangan, termasuk asosiasi maskapai Airlines for America.

1. Kemajuan teknologi jadi alasan perubahan

Noem menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berkat perkembangan drastis teknologi keamanan yang terjadi selama dua dekade terakhir.

"Kami sangat antusias karena kami sekarang memiliki teknologi dan sistem keamanan berlapis yang telah kami bangun selama beberapa tahun terakhir. Semua ini membuat kami bisa mengizinkan para pelancong tetap mengenakan sepatu mereka," tutur Noem, dilansir ABC News.

Sistem keamanan bandara kini menggunakan berbagai perangkat pemindai tubuh dan bagasi yang jauh lebih canggih dari sebelumnya. AS juga disebut telah menambah jumlah petugas keamanan yang bertugas di setiap titik pemeriksaan bandara di seluruh negeri.

Lapisan keamanan penting lainnya adalah program verifikasi identitas yang disebut REAL ID. Program ini berfungsi memastikan identitas setiap individu yang akan melakukan penerbangan.

2. Kebijakan dimulai pada 2006 akibat upaya pengeboman

Aturan wajib lepas sepatu pertama kali diberlakukan oleh Badan Keamanan Transportasi AS (TSA) pada 2006. Dilansir dari CNN, kebijakan ini dipicu upaya pengeboman yang gagal oleh seorang warga negara Inggris, Richard Reid, pada Desember 2001.

Dalam sebuah penerbangan American Airlines dari Paris menuju Miami, Reid mencoba menyalakan bahan peledak yang ia sembunyikan di dalam sol sepatunya. Insiden ini terjadi hanya beberapa bulan setelah serangan teror 11 September 2001 yang mendorong pengetatan keamanan secara masif.

Aksi Reid berhasil digagalkan berkat kesigapan penumpang lain dan kru kabin yang dengan cepat melumpuhkannya di dalam pesawat. Akibat insiden tersebut, pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Logan di Boston.

Richard Reid kemudian diadili di pengadilan AS, mengaku bersalah atas berbagai tuduhan terorisme, dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ia kini menjalani masa hukumannya di fasilitas penjara dengan tingkat keamanan maksimum (Supermax) di Colorado.

3. Petugas masih berwenang meminta penumpang melepas sepatu

Meskipun aturan umum telah dicabut, TSA menjelaskan bahwa petugas di lapangan masih memiliki kewenangan untuk meminta penumpang tertentu melepas sepatu mereka. Permintaan ini dapat dilakukan jika orang tersebut dinilai memerlukan proses pemeriksaan keamanan tambahan.

Airlines for America menilai langkah ini akan meningkatkan efisiensi dan kelancaran arus penumpang.

"Perubahan kebijakan ini akan sangat membantu dalam memfasilitasi perjalanan yang lancar, mulus, dan aman bagi para penumpang. Ini adalah kabar baik bagi jutaan orang yang terbang setiap hari," ujar Presiden dan CEO Airlines for America, Nicholas E. Calio, dikutip dari NBC News.

Melansir BBC, pemerintah AS juga sedang meninjau pencabutan aturan keamanan lainnya, seperti kewajiban untuk mengeluarkan laptop dari tas. Sebuah program percontohan otomatisasi keamanan akan dilakukan dalam enam hingga sembilan bulan mendatang di beberapa bandara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us