Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Bolivia. (Pixabay.com/jorono)

Jakarta, IDN Times - Presiden Bolivia Luis Arce, pada Senin (15/7/2024), mengumumkan penemuan ladang gas alam berkapasitas 1,7 triliun kaki kubik (TCF). Nilai pasar dari gas alam itu diperkirakan mencapai 6,8 miliar dolar AS (Rp109,9 triliun).

Penemuan ini merupakan yang terbesar bagi negara tersebut sejak 2005. Ekspor gas alam merupakan salah satu sumber pendapatan utama Bolivia, tapi produksinya telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. 

1. Diharapkan dapat menghidupkan kembali industri gas

Ilustrasi pengeboran gas. (Pexels.com/Jan-Rune Smenes Reite)

Dilansir Associated Press, Arce mengatakan ladang gas alam itu diberi nama Mayaya X-1, dan merupakan cara untuk menghidupkan kembali industri gas. Pendapatan dari gas pernah menjadi mesin pertumbuhan kuat di awal tahun 2000-an, ketika ekspor berkembang pesat dan menurunnya angka kemiskinan yang oleh para ahli disebut sebagai keajaiban ekonomi Bolivia.

"Ini menandai dimulainya babak baru bagi wilayah sub-Andes utara, yang menawarkan harapan untuk mempertahankan negara kita sebagai pengekspor gas yang penting. Ini adalah penemuan terpenting sejak 2005," ujar Acre.

Yacimientos Petrolíferos Fiscales Bolivianos (YPFB), perusahaan energi milik negara, mengatakan ladang gas alam yang baru diumumkan itu ditemukan berkat investasi sebesar 50 juta dolar AS (Rp808 miliar). Penemuan ini akan menambah cadangan gas Bolivia yang sudah ada, yang mencapai 8,7 TCF pada 2019. Tidak ada data yang tersedia untuk umum sejak saat itu.

“Ini adalah wilayah eksplorasi baru,” kata Armin Dorgathen, pimpinan YPFB.

2. Sebagian keuntungan gas dihabiskan untuk subsidi bahan bakar

Editorial Team

Tonton lebih seru di